"Kepala negara Rusia menyampaikan keyakinan bahwa di bawah kepemimpinan Nicolas Maduro, Venezuela akan terus memperkuat kemitraan strategisnya dengan Rusia," demikian pernyataan Kremlin seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (15/4/2012).
Maduro hari ini dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Venezuela yang digelar pada Minggu, 14 April waktu setempat. Dia menang tipis atas rivalnya, pemimpin oposisi Henrique Capriles Radonski, yang menolak mengakui hasil penghitungan suara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam statemennya, Kremlin juga menyatakan, Putin berharap untuk "lebih mengembangkan dialog konstruktif dengan Venezuela atas berbagai isu bilateral dan internasional yang penting bagi kedua negara dan rakyat."
Maduro yang menjabat Pjs Presiden Venezuela setelah kematian Chavez itu, berhasil mengalahkan Henrique Capriles Radonski dengan perbedaan perolehan suara yang sangat tipis. Menurut otoritas pemilihan umum Venezuela, seperti dilansir The New York Times, Senin (15/4/2013), Maduro unggul dengan perolehan 50,6 persen suara sedangkan Capriles memperoleh 49,1 persen suara.
Jumlah pemilih pada pemilu kali ini cukup banyak, namun tidak sebanyak pada pemilu Oktober 2012 lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kepopuleran Maduro masih kalah jauh dari Chavez yang memimpin Venezuela selama 14 tahun terakhir.
(ita/nrl)