Biro kesehatan Beijing menyatakan seperti dilansir AFP, Sabtu (13/4/2013), sang anak saat ini dalam kondisi stabil di rumah sakit. Kedua orangtuanya yang merupakan pedagang unggas, saat ini telah dikarantina untuk diobservasi. Sejauh ini, keduanya tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut.
Biro kesehatan Beijing menjelaskan, bocah tersebut mengalami demam, sakit tenggorokan dan sakit kepala pada Kamis, 11 April lalu. Orangtuanya pun membawa dirinya ke rumah sakit. Keesokan harinya, hasil pemeriksaan menunjukkan dirinya positif menderita flu burung H7N9. Pusat pengendalian penyakit nasional memastikan hasil tersebut hari Sabtu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, semua kasus H7N9 hanya ditemukan di wilayah China timur. Kini, para pakar kian mengkhawatirkan kemungkinan virus ini bisa bermutasi menjadi bentuk virus yang mudah menular antar manusia. Jika ini terjadi, pandemi pun akan terjadi.
Namun Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO menyatakan, sejauh ini tak ada bukti adanya penularan H7N9 dari manusia ke manusia.
Otoritas kesehatan di China pun tidak tahu persis bagaimana virus ini menyebar. Namun diyakini bahwa virus mematikan ini menular ke manusia dari unggas. Karenanya, otoritas China pun telah melakukan pemusnahan unggas secara besar-besaran di sejumlah kota.
(ita/ita)