Hal itu disampaikan Komisioner Eropa Bidang Pendidikan, Budaya, Multibahasa, dan Pemuda Androulla Vassiliou dalam pidato sambutan upacara penganugerahan Juvenes Translatores Award di Brussel, Kamis (11/3/2013).
"Kesuksesan anda telah menunjukkan betapa kecakapan berbahasa itu sangat berharga, betapa bahasa-bahasa membuka semangat pada kemungkinan-kemungkinan baru," ujar Vassiliou merujuk kepada para pemenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Umberto Eco (penulis Italia, red), Vassiliou mengatakan bahwa penerjemahan adalah bahasanya Eropa (yang terdiri dari berbagai macam bangsa dan bahasa). Namun jika penerjemahan adalah bahasanya Eropa, maka solidaritas adalah semangatnya.
"Dan tak satu pun dari kedua hal itu dapat diperoleh begitu saja, melainkan ia memerlukan upaya dan kerjasama aktif terus-menerus," tandas Vassiliou, yang juga aktif di bidang sosial budaya di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Menurut Vassiliou, Eropa selalu peduli warga. Regulasi pertama yang diadopsi pada 1958 adalah mengenai warga dapat menghubungi institusi Eropa dengan bahasanya sendiri dan mendapat jawaban juga dalam bahasanya sendiri.
"Uni Eropa memerlukan warganya dan dukungan konstan mereka. Adalah sangat penting bagi mereka untuk ambil bagian dalam proses demokrasi yang membentuk UE. Penerjemahan memungkinkan proses ini bagi mereka yang tidak menguasai bahasa asing," demikian Vassiliou.
Juvenes Translatores (Penerjemah Belia, red) adalah lomba penerjemahan untuk siswa tingkat Sekolah Menengah di UE, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penerjemahan Komisi Eropa.
Lomba tahun ini bertema "Solidaritas antar-Generasi". Teks-teks yang diterjemahkan berkaitan dengan tema yakni terfokus pada kewargaan UE dan keuntungan yang ditawarkan bagi masyarakat sebagai individu, konsumen, penduduk, mahasiswa, pekerja dan pelaku politik. Sebanyak 27 pemenang dari 27 negara anggota UE mendapat piala dan diploma.
(es/es)