Obama Desak Korut Hentikan Ancaman Perang

Obama Desak Korut Hentikan Ancaman Perang

- detikNews
Jumat, 12 Apr 2013 09:36 WIB
Barack Obama (Getty Images)
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendesak Korea Utara (Korut) untuk mengakhiri pendekatannya yang berbau perang. Obama mengatakan, tidak ada seorangpun atau negara manapun yang ingin berkonflik dengan Korut.

Kendati demikian, Obama juga menyatakan, AS telah bersiap untuk melakukan semua hal yang diperlukan demi melindungi rakyatnya dan mempertahankan wilayahnya. Hal ini menyusul informasi intelijen bahwa Korut bisa kapan saja menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal dan kemudian meluncurkannya.

"Kami sepakat bahwa sekarang saatnya bagi Korut untuk mengakhiri pendekatannya yang berbau perang, yang selama ini mereka lakukan," ujar Obama kepada wartawan di Gedung Putih, AS, seperti dilansir AFP, Jumat (12/4/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat penting bagi Korut, seperti negara-negara lainnya di dunia ini, untuk mengamati norma dan ketentuan dasar," imbuhnya.

Sementara itu di Washington, anggota kongres AS Doug Lamborn membacakan laporan intelijen soal informasi yang belum bisa dikonfirmasikan dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA). Laporan itu menyebutkan, Korut dimungkinkan untuk melakukan peluncuran hulu ledak nuklir dalam waktu yang tak diduga.

"DIA melaporkan dengan keyakinan cukup, bahwa Korut saat ini telah memiliki senjata nuklir yang mampu dibawa oleh rudal balistik. Namun, kekuatannya cukup rendah," ucap anggota parlemen dari Partai Republik ini.

Di sisi lain, laporan ini ditanggapi dingin oleh pihak Pentagon dan sejumlah pejabat senior AS lainnya. Beberapa pihak bahkan meragukan kemampuan Korut jika dikaitkan dengan senjata nuklir.

"Tidak cukup tepat untuk meyakini bahwa rezim Korut telah menguji sepenuhnya, mengembangkan atau mendemonstrasikan kemampuan nuklir semacam itu," kata juru bicara Pentagon, George Little, menanggapi laporan intelijen tersebut.

"Korut belum pernah menunjukkan kemampuan (senjata) ini dan kami tidak yakin mereka memiliki kemampuan itu saat ini," ujar seorang pejabat senior pemerintahan AS yang enggan disebut namanya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads