Suu Kyi dijadwalkan tiba di Jepang pada Sabtu, 13 April mendatang. Ini akan menjadi lawatannya yang pertama ke negeri itu dalam kurun waktu hampir tiga dekade, setelah sempat menjadi peneliti di Universitas Kyoto pada 1985-1986.
Selama kunjungannya yang akan berlangsung enam hari itu, Suu Kyi dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan komunitas warga Myanmar yang tinggal di Jepang. Sekitar 10 ribu warga Myanmar diperkirakan tinggal di Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sejumlah minoritas Buddha menentang partisipasi kami, meskipun saya telah berada di Jepang selama beberapa dekade dan telah membantu warga negara Myanmar lainnya di sini, saya diberitahu oleh panitia acara bahwa saya tak akan bisa menemui Daw Aung San Suu Kyi," cetusnya kepada AFP, Kamis (11/4/2013).
Zaw Min Htut mengaku sangat kecewa akan larangan itu. "Saya benar-benar ingin menemuinya secara personal, namun saya tak ingin ada keributan di sana," ujar pria berumur 42 tahun.
Selama lawatannya, Suu Kyi juga akan menemui Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Fumio Kishida.
Dikatakan Zaw Min Htut, dirinya sudah bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah Jepang dan menitipkan surat untuk Menlu Kishida. Isi surat tersebut adalah keinginan warga Rohingya agar Suu Kyi berperan aktif dalam menyelesaikan kekerasan sektarian di Myanmar.
(ita/nrl)