"Korut...dengan retorika perangnya, tindakannya, justru telah berseluncur terlalu dekat dengan garis bahaya," ucap Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel seperti dilansir AFP, Kamis (11/4/2013).
AS dan sekutunya berharap agar Korut tidak lagi sembarangan mengeluarkan ancaman atau pernyataan bernada perang. Namun demikian, Hagel menyatakan, tentara AS telah bersiap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi pers yang sama, panglima tinggi militer AS Jenderal Martin Dempsey menyatakan, dirinya tidak bersedia berkomentar banyak soal perkiraan hulu ledak nuklir Korut yang dikabarkan sudah dipasang pada sebuah rudal dan siap diluncurkan. Namun Dempsey menegaskan, militer AS sudah siap menghadapi skenario terburuk.
"Mereka sukses melakukan uji coba rudal selama beberapa kali. Dan tanpa adanya bukti konkret yang bertentangan, kami mengasumsikan situasi terburuk, dan itulah mengapa kami berada di sini saat ini," jelas jenderal bintang empat ini.
Sejak beberapa minggu terakhir, Korut selalu melontarkan ancaman dan pernyataan provokatif, termasuk bahwa pihaknya akan meluncurkan rudal yang mampu menjangkau wilayah AS. Menghadapi ancaman semacam itu, AS menanggapinya dengan serius dan bahkan telah menerjunkan sejumlah kapal perang dan personel militernya di wilayah-wilayah yang cukup strategis untuk menembak jatuh rudal Korut.
Kepala Komando Militer AS Wilayah Pasifik, Laksamana Samuel Locklear telah memberitahu para senator AS, bahwa pihaknya diminta menembak jatuh rudal Korut jika mengancam wilayah AS maupun wilayah sekutu AS. Locklear merasa sangat yakin, bahwa militer AS akan mampu mendeteksi dengan cepat arah peluncuran rudal Korut.
(nvc/ita)