"Tanahnya lagi dibor, mau ditambah pintu airnya. Saya mengawasi kedalaman bor pancang ini," ujar Parjito, petugas pengadaan pancang dari Jaya Konstruksi, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/4/2013) siang.
Senada dengan Parjito, Ucok, penjaga pintu air, juga menyebut pembangunan ini adalah usaha membebaskan warga Jakarta dari ancaman banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperlancar pembangunan, sebagian jalan di sekitar pintu air akan ditutup.
"Nanti juga ada penutupan terowongan Manggarai tanggal 19 April. Menurut kontraktor dari Jaya Konstruksi dan Dinas PU waktu sosialisasi ke warga di pertengahan Maret, sekitar 3-4 bulan jalan ditutup," kata Nusa Waluyo, pedagang voucher pulsa di sekitar lokasi pembangunan.
Penutupan jalan akan dilakukan di terowongan satu jalur, yang biasa dilintasi pengendara dari arah Pasar Rumput menuju Tambak. Jalan ditutup agar tidak ambrol selama pembangunan.
Ini kabar buruk bagi usaha Nusa, yang selama ini bergantung pada pengendara yang melintas. Ia terpaksa menutup usaha dengan kompensasi dari Dinas Pekerjaan Umum (PU).
"Untuk pedagang, ada 11 toko, dikasih kompensasi selama penutupan terowongan, satu toko dikasih 1,6 juta. Proyeknya kan 16 bulan, jadi kurang lebih sebulan 100 ribu," kata pria berkacamata ini.
Dalam sebulan, Nusa bisa meraih minimal 3 juta rupiah. Kompensasi sebesar 100 ribu per bulan tentu dirasa tidak cukup. Tapi, demi Jakarta, ia ikhlas.
"Sebenarnya sangat keberatan, nominalnya kekecilan. Kita sudah membahas itu ke PU, tapi namanya orang kecil bisa apa. Kita cuma ikhlas biar dampak positifnya warga Jakarta gak banjir lagi," ujarnya sambil tersenyum.
(gah/gah)