"Sejak saya melayangkan surat komplain ke pihak rumah sakit sampai dengan jari tangan anak saya dipotong, mereka masih belum kasih penjelasan sama sekali," ujar ayah kandung korban malpraktik, Gonti Laurel Sihombing (34) saat ditemui di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Rabu (10/5/2013)
Sekarang kondisi kesehatan anaknya mulai sehat. Akan tetapi dia mempertanyakan ruas jari telunjuk kanan buah hati yang diamputasi makin memburuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini ia masih mempertanyakan keputusan dokter yang main asal potong jari tangan anaknya. Gonti menambahkan ia sendiri merasa tidak terima karena buah hatinya menjadi cacat.
"Saya tidak terima semenjak dipotong jari anak saya, sekarang anak saya menjadi cacat. Lagipula dokter atau pihak rumah sakit tidak meminta izin ketika memotong jari anak saya, dan mereka melakukannya di ruang perawatan dengan gunting seperti baju," geramnya.
Gonti menceritakan awalnya komunikasinya dengan pihak rumah sakit tidak ada masalah. Namun keadaan tersebut mulai berubah ketika jari tangan anaknya dipotong.
"Sejak bermasalah komunikasi saya dengan pihak direksi rumah tidak pernah direspon sampai kemarin saya kirim sms nggak bisa lagi," tuturnya.
Edi Suharso, seorang anggota direksi RS Harapan Bunda tidak banyak memberikan keterangan dalam kasus ini. Dia mengaku akan membahas ini secara internal.
"Kami izin waktu untuk pembahasan internal. Sekitar 2 hari ini kami akan undang untuk jumpa pers," tutur Edi.
(edo/gah)