Salah satu poin yang dibicarakan adalah soal sistem "tracking" atau pelacakan armada transportasi.
"Sistem ini nanti misalnya bisa mengetahui kapal legal atau ilegal di laut," ujar Ahok di Balai Kota, Selasa (9/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu juga bisa diterapkan untuk sopir bus di Jakarta, mengisi bensinnya ke mana, berhenti ke mana. Sopir yang bandel bisa dipanggil siapa namanya. Buat lalu lintas juga bisa, mengatur kecepatan berapa di jalan," tambah Ahok.
Saat ini, pihak Rusia tengah menyiapkan informasi rinci mengenai sistem pelacakan transportasi ini, terutama soal harga, faktor yang menarik minat Ahok untuk menjalin kerja sama.
"Harga mungkin masih lebih murah dibanding teknologi Amerika, Eropa. Itu bisa digunakan sampai ke ERP (Electronic Road Pricing)," tukasnya.
(gah/gah)