Sempat Tak Diakui, Janin yang Dikandung Shinta Terbukti Anak Prada Mart

Pembunuhan Keji Oleh Anggota TNI

Sempat Tak Diakui, Janin yang Dikandung Shinta Terbukti Anak Prada Mart

- detikNews
Senin, 08 Apr 2013 18:17 WIB
Dok detikcom
Bandung - Prada Mart menikam Shinta dan ibunya, Opon, dan tak mengakui janin yang dikandung Shinta adalah anaknya. Tapi berdasarkan tes DNA, janin itu ternyata darah dagingnya. Janin itu ikut meninggal saat Prada Mart mengamuk dan menikam Shinta dan ibunya berkali-kali.

Demikian fakta yang terungkap dalam persidangan di Pengadilan Militer II-09 Bandung, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Senin (8/4/2013). Salah satu Oditur Mayor SUS Asep Saeful Gani memastikan hal itu dalam surat hasil tes DNA yang dibacakan di persidangan.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disampaikan dan dapat dibuktikan secara ilmiah dan tidak terbantahkan secara genetik adalah berdasarkan pemeriksaan dari tali ari-ari janin tersebut, bahwa bayi tersebut adalah 99,99 persen anak biologis dari Prada Mart," ujar Asep.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Janin malang berjenis kelamin laki-laki itu tewas bersama Shinta sang ibu, yang tewas dengan luka tusukan di sebagian tubuhnya. Sebelumnya terdakwa bersikukuh mengatakan bahwa janin yang ada di kandungan Shinta bukan darah dagingnya.

Mart pertama kali mengenal Shinta pada November 2011 saat ia menjalani kegiatan Takes (Tamtama Kesehatan) di Garut. Terdakwa bertemu dengan Shinta, mahasiswa sekolah tinggi kesehatan yang akan menemui pacarnya yang merupakan teman satu kosnya Pratu Saptono.

Saat itu, ketiganya mengobrol dan terdakwa pun sempat meminta nomor handphone Shinta. Selang 4 hari, terdakwa mengirim SMS mengajak bertemu di alun-alun Garut. Setelah ketemu terdakwa mengajak ngobrol di warung dekat alun-alun sehingga hubungan semakin akrab.

Selang 5 hari, keduanya kembali bertemu di alun-alun Garut setelah sebelumnya janjian melalui SMS. Namun pada pertemuan kedua, terdakwa mengajak Shinta ke tempat kos. Keduanya menjukkan rasa saling suka hingga akhirnya mereka berciuman dan melakukan hubungan badan.

Hubungan keduanya setelah itu hanya terbatas saling mengirim SMS saja karena terdakwa saat itu sibuk dengan kegiatan Takes. Hingga pertengahan Desember 2011, hubungan mereka makin renggang. Mereka putus Komunikasi selama 14 bulan, hingga pada Februari 2013 saat sedang piket, terdakwa menerima SMS dari nomor yang tidak dikenal sehingga diabaikan. Hingga nomor tersebut kembali mengirim SMS minta dibalas karena ada hal penting.

Terdakwa pun membalas dengan menanyakan siapa orang yang mengirim SMS tersebut. Hingga dibalas bahwa ia adalah Shinta, dan meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya yang saat itu telah 8 bulan. Kehamilan Shinta itu membuatnya dimarahi oleh Opoh ibunya, sehingga ia meminta pertanggungjawaban. Namun terdakwa tak percaya. Karena hubungan keduanya terjadi pada November 2011 dan sekiranya hubungan tersebut mengakibatkan kehamilan, tentu Shinta sudah melahirkan pada Agustus atau September 2012..

Terjadi ketegangan dan perselisihan tajam karena Shinta tetap ngotot supaya terdakwa bertanggung jawab. Hal tersebut menjadi pemicu awal terdakwa melakukan pembunuhan pada ibu dan anak, Opon dan Shinta pada Senin (11/3/2013).


(avi/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads