4 Beda Info TNI AD & Tim Investigasi Lain di Kasus Cebongan

4 Beda Info TNI AD & Tim Investigasi Lain di Kasus Cebongan

- detikNews
Senin, 08 Apr 2013 12:38 WIB
4 Beda Info TNI AD & Tim Investigasi Lain di Kasus Cebongan
Jakarta - Meski sudah ada pengakuan dari pelaku, kasus penyerangan LP Cebongan masih menyisakan sejumlah misteri. Ada beberapa informasi yang berbeda antara pengakuan para penyerang dari oknum Kopassus dan kesaksian sejumlah pihak yang dihimpun oleh tim investigasi lain.

Beberapa pihak yang juga ikut menginvestigasi kasus ini antara lain KontraS dan Komnas HAM. Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta juga ikut turun tangan.

Berikut empat perbedaan info dati TNI AD dan tim investigasi lain di kasus Cebongan seperti dikutip dari majalah detik edisi terbaru:

Jumlah Pelaku

Versi TNI AD, pelaku penyerangan LP Cebongan adalah anggota Kopassus berjumlah total 11 orang. Delapan orang berfungsi sebagai pendukung, satu orang eksekutor, dua orang lainnya pencegah.

Para pelaku menggunakan empat mobil yakni dua mobil Avanza, satu Suzuki APV. Tim pencegah sempat mengejar para pelaku ini menggunakan mobil Feroza, namun tidak berhasil.

Versi pihak Lapas/polisi/Kontras pelakunya berjumlah 17 orang. Mereka menggunakan lima mobil.

Senjata

Tim investigasi TNI AD mengungkapkan ada enam senjata yang digunakan oleh tim penyerbu dari oknum Kopassus di LP Cebongan. Senjata itu terdiri dari tiga AK-47, dua replika AK-47 dan pistol sig sauer replika sebanyak 1 buah.

Senjata AK-47 asli dibawa dari tempat latihan di Gunung Lawu, Jawa Tengah. Tak ada senjata yang diambil dari gudang senjata markas Grup II Kopassus Kandang Menjangan.

Informasi daru pihak Lapas/polisi/Kontras, senjata yang digunakan adalah laras panjang. Setiap penyerang juga membawa dua buah granat setiap orang.

Tak hanya itu, tim penyerbu juga menggunakan rompi antipeluru, handy talky dan penutup wajah. Peluru yang digunakan pelaku juga teridentifikasi, yakni 0762 Pindad serta 22 peluru 64359.

Motif

Tim investigasi TNI AD mengumumkan motif 11 oknum Kopassus menyerang LP Cebongan karena adanya jiwa korsa membela kehormatan kesatuan akibat Serka Heru Santoso yang tewas dan Sertu Sriyono yang dikeroyok preman. Aksi ini juga dilakukan spontan usai tim pulang latihan di Gunung Lawu.

Namun, kalangan LSM dan dugaan polisi, aksi ini terencana. Bahkan KontraS menduga ada unsur 'pembiaran' dari kalangan para komandan tinggi. Motifnya pun diduga balas dendam atas kematian Serka Heru Santoso.

Surat Tahanan

Tim investigasi TNI tak menemukan ada surat tahanan palsu untuk mengelabui petugas LP Cebongan. Keberadaan surat itu hanya untuk gertakan saja.

"Untuk surat bon pinjam tahanan itu hanya mob saja (gertak-red). Saya pastikan itu tidak ada," kata Kadispen AD Brigjen Rukman Ahmad.

"Sepertinya itu mustahil bila AD bawa surat pinjaman tahanan dengan stempel polisi," imbuhnya.

Namun dari keterangan saksi dan temuan tim investigas lain, pasukan penyerbu itu membawa surat pengantar dengan kop Polda DIY untuk mem-bon 4 tahanan. Diduga surat itu palsu.
Halaman 2 dari 5
(mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads