"Anggota Kopassus itu dibunuh dengan cara sadis oleh para preman yang memang sudah sangat meresahkan masyarakat Yogyakarta. Seandainya anggota Kopassus itu meninggal karena ketidaksengajaan, saya yakin tidak akan ada aksi balas dendam semacam itu," tegas Edhy kepada detikcom di Jakarta, Minggu (7/4/2013).
Secara psikologis, Edhy bisa memaklumi tindakan yang dilakukan para rekan Serka Santoso. Mengingat solidaritas di tubuh TNI amatlah tinggi, terlebih di Kopassus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edhy yang kini menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Gerindra di DPR ini meminta kepada DPR, LSM dan lain sebagainya untuk tidak terlalu menyoroti dan menghakimi Kopassus. Pasalnya, pihak TNI terlebih Danjen Kopassus Mayjen Agus Sutomo sudah mengakui kesalahannya dan siap bertanggungjawab.
"Jangan terlalu memojokan para prajurit kita. Mereka juga anak kandung bangsa yang berjiwa ksatria. Bagaimana pun Kopassus sudah berkorban jiwa raga buat negara. Usut kasus ini tanpa harus memojokan Kopassus. Dan jangan ada lagi masyarakat yang menjadi korban ulah premanisme yang makin sini makin menjamur," pungkas Edhy.
Sebagaimana diketahui, Kamis 3 April lalu, Tim Investigasi TNI Angkatan Darat sudah menyampaikan keterangan resmi bahwa pelaku penyerangan di LP Cebongan adalah 11 oknum anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan, Kartasura, Surakarta. Hal tersebut diperoleh berdasarkan pengakuan dari 11 pelaku.
(zal/rmd)