"Biar saja orang usaha, biarkan saja. Tapi kalau saya yang berbau ajimat dan seterusnya saya tidak mau ikutan, bagi saya cukup doa secara khusuk dengan tarolah doa kyai yang ibadahnya rajin, semua tergantung doa kita bersama," kata Priyo sembari tersenyum.
Hal ini disampaikan Priyo menyikapi fenomena dukun pendamping politisi DPR, saat berbincang dengan wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah menjadi kebiasan dan tradisi lama bukan hanya politisi, tapi mulai dari lurah sampai puncuk tertinggi," ungkapnya.
"Itu tidak lepas dari doa-doa semacam itu, yang jadi soal, percaya mistik atau gusti Allah?" lanjut poltisi Golkar itu.
Priyo menuturkan, jimat dan hal-hal berbau mistis lain berada di luar wilayah agama, karenanya ia tidak tertarik selain bagaimana berusaha dengan doa.
"Kalau mistis saya tidak mau melampaui ajaran agama yang saya pegang, tapi doa kepada kyai nyatanya terjadi dimana-mana, doa dari kyai itu bagus. Tapi yang mistis, gosok-gosok saya nggak ikut karena ajaran agama tidak membenarkan itu," ucapnya.
(iqb/van)