"Saya katakan kepada mereka (Komite Etik) bahwa saya tidak punya motif politik dan materi," ujar Wiwin kepada detikcom di Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Wiwin menyebut dirinya diperiksa dua kali oleh Komite Etik. Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 18 dan 20 Maret 2012. Pemeriksaan berfokus pada motif penyebaran sprindik, termasuk apakah dirinya diperintahkan oleh Abraham Samad untuk menyebarkan sprindik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan motif politik dan materi ditanyakan oleh beberapa anggota Komite Etik. Wiwin menegaskan dirinya tidak memiliki kedekatan khusus dengan politisi.
"Profesor (Anies Baswedan), kalau saya punya motif politik minimal saya pernah berhubungan dengan orang politik. Kalaupun ada KPK itu punya banyak cara untuk menemukan saya punya relasi dengan siapa saja. BB saya dikloning loh. Dua nomor saya diperiksa. Kalau memang KPK meyakini saya punya hubungan dengan orang politik cari saja di situ. Atau minimal kalau ragu di telpon saya tidak ada silakan sebarkan tim intelijen cari tahu kalau perlu tangkap," terangnya.
"Saya langsung tegaskan seperti itu karena saya tidak mau timbul fitnah di kemudian hari," imbuhnya.
Anies Baswedan dalam pemeriksaan menanyakan imbalan yang diberikan oleh Tri Suharman, wartawan Tempo kepada Wiwin.
"Saya langsung bilang prof, saya tersinggung dengan pertanyaan Anda. Saya tidak serendah itu menjual harga diri saya. Biarlah saya miskin materi tapi saya tidak akan menjual harga diri saya. Kalau pun saya melakukan itu Anda bisa melacak rekening saya. Kalau ada yang bilang saya pernah ketemu orang Demokrat atau partai manapun silakan bawa ke depan saya. Saya akan konfrontasi di mana kita pernah ketemu. Saya katakan seperti itu," jelasnya.
(fiq/ndr)