Rekonstruksi melibatkan tujuh tersangka yatu Bayu Setiono, Firmansyah, Ali Zaenal Abidin, Abu Hanifah, Bambang, Winduro dan Feri Susanto. Sedangkan dalam adegan-adegan rekonstruksi, Farhan dan Muchsin yang telah meninggal polisi ketika disergap saat penangkapan, diperankan oleh aparat.
Dari rekonstruksi diketahui sebelum melakukan serangkaian aksi, tersangka Firmansyah melakukan survei lokasi. Diketahui pula bahwa Fiirman sempat terpancing hendak menyerang pos polisi yang disurvei dengan cara akan menembakkan senjata namun akhirnya batal dlakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika melakukan serangan, Farhan diboncengkan oleh Bayu Setiono. Tembakan beruntun yang dilakukan Farhan itu melukai dua petugas kepolisian yang sedang berjaga di dalam pos.
Posisi serupa juga terlihat pada rekonstruksi serangan pos polisi di Gladag, Solo, pada malam Idul Fitri 2012 atau sehari setelah serangan di Gemblegan. Farhan adalah orang yang melemparkan granat ke pos polisi dan Farhan adalah yang mengemudikan motor.
Peran serupa juga diketahui saat mereka menyerang pos polisi di Plaza Singosaren. Farhan adalah orang yang mengeksekusi dengan cara menembak mati Bripka Dwi Data Subekti di dalam pos polisi. Sedangkan Bayu yang bertugas mengemudikan motor hanya menunggu di atas motor. Keduanya segera meninggalkan lokasi setelah menembak korban.
Bayu Setiono ditangkap Densus 88 Anti-Teror sehari setelah serangan terakhir. Dia ditangkap di rumah mertuanya di Gondangrejo, Karanganyar. Dari Bayu inilah polisi berhasil mengendus keberadaan Farhan.
Farhan disergap di Jalan Veteran Solo, saat sedang berboncengan dengan Muchsin. Terjadi kontak tembak antara keduanya dengan petugas. Farhan dan Muchsin tewas tertembak dalam penyergapan itu. Sedangkan dari pihak kepolisian, seorang anggota Densus 88 juga tewas karena tertembus peluru dalam kontak tembak itu.
(mbr/try)