"Ke Ukraina itu kita mencoba menganalisa bahwa senjata yang kita beli dari Rusia, ternyata harus melakukan pemeliharaan dan kalau pemeliharaannya di pabrik Rusia lebih mahal. Kemudian kenapa tidak kita arahkan ke sana," kata Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin, kepada wartawan di Gedung DPR, Rabu (3/4/2013).
"Kedua, dari hasil pengamatan, sistem persenjataan Soviet dulu ternyata dibuat di mana-mana. Yang paling banyak itu, sistem sejata untuk Angkatan Daratnya dibuat di Ukraina," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dilakukan sebagai kunjungan balasan karena ada komisi pertahanan Ukraina ke Indonesia sebelumnya, lalu menjelaskan tentang sistem persenjataan dan lainnya.
"Jadi kita lihat apakah ada kemungkinan-kemungkinan bisa bekerjasama dengan PT Pindad mengacu pada Undang-undang Pertahanan," ucap politisi PDIP itu.
Saat ditanya apakah bentuk kerjasamanya akan dalam bentuk pembelian senjata, hal itu menurut TB dikembalikan pada kebutuhan kementerian pertahanan.
"Kalau membelรญ tergantung user (Kementerian Pertahanan). Tapi kalau kerjasama dengan Ukraina, sesuai undang-undang ya," ucapnya.
"Dari FPDIP hanya 1 orang yang berangkat, Herry Ahmadi," lanjut TB soal anggota fraksinya yang berangkat.
(bal/rmd)