Di kawasan Jakarta Timur, setidaknya ada empat titik yang berubah fungsi menjadi terminal bayangan. Mulai dari Pasar Rebo, UKI, Jl Ahmad Yani hingga Cakung. Berbagai jenis kendaraan umum, mulai angkot hingga bus-bus besar, dengan leluasa bisa nongkrong untuk mencari penumpang.
Seperti yang tampak di kawasan Pasar Rebo, Selasa (2/4/2013) sekitar pukul 10.30 WIB. Lalu lintas di putaran balik ke arah Kp Rambutan sangat padat. Dari dua lajur yang tersedia, hanya satu saja yang bisa digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap bus biasanya menghabiskan waktu 15 menit untuk keluar dari putaran itu. Namun setelah keluar, bus-bus ini masih juga memperlambat lajunya untuk bisa menambah penumpang.
Keberadaan bus ini 'diatur' oleh para timer. Jika sudah dirasa cukup, para kenek ini pun memberi 'success fee' kepada timer tersebut. Bahkan detikcom juga melihat ada seorang timer memberikan sesuatu kepada oknum polisi yang ada di sekitar lokasi.
Bagaimana dengan kawasan Cakung? Kondisinya tidak jauh berbeda. Bahkan kemacetannya melebihi Pasar Rebo karena hanya bisa digunakan satu lajur dari dua lajur yang tersedia. Belum lagi kondisi jalan yang rusak.
Di lokasi ini, bus-bus besar jurusan Jawa bahkan hingga luar Jawa bisa dengan mudah ditemui. Panjang antrean bisa mencapai 10 bus. Kondisi semakin ruwet karena kawasan ini dipenuhi timer. Tidak jarang, mereka juga sering setengah memaksa calon penumpang agar naik ke salah satu bus.
Sedangkan di kawasan UKI, tepat di depan rumah sakit itu biasanya didominasi dengan angkot-angkot. Sedangkan di perempatan UKI, giliran bus-bus yang menuju Bekasi yang antre. Begitu juga yang ada di Jalan Ahmad Yani.
(mok/gah)