Demikian sambutan yang disampaikan Jokowi dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan di Ruang Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2013).
"Kegiatan Musrenbang ini jangan jadi sebuah kegiatan yang rutinitas. Setiap tahun kita adakan terus, monoton seperti ini terus. Kita harus berani keluar dari acara rutinitas yang monoton, berani menerobos, berani berbeda tetapi orientasi tetap pada hasil," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, Musrenbang tidak harus diselenggarakan di dalam ruangan.
"Misalnya, merencanakan perombakan sebuah wilayah, wilayah perumahan bagi warga menengah ke bawah di sana. Mengapa Musrenbang tidak diadakan di sana sehingga orang melihat perubahan di Marunda? Dimulai dari semua rencana ini, tahun ini, arah tahun depan. Nah...karena saya melihat yang ngikuti saja bosan. Bapak Ibu ngikutin tiap tahun bosan nggak? Bosan," papar pria kelahiran Solo ini.
Jokowi juga ingin jajarannya berani mengatakan tidak kepada hal-hal yang dianggap menyulitkan.
"Contoh, kemarin misalnya pinjaman dari World Bank, saya dapat syaratnya rumit, ruwet seperti itu dan pinjamannya hanya Rp 1,2 triliun. Saya sampaikan Silpa (sisa anggaran) kita Rp 10 triliun kenapa harus syaratnya ribet."
"Kalau pinjam Rp 300 triliun diberikan syaratnya rumit, ya kita ikuti. Tetapi hanya pinjam Rp 1,2 triliun saja rumit. Coba kita orientasikan, BUMD kita lebih memperdayakan mereka," kata Jokowi yang terbalut seragam dinas warna coklat itu.
(aan/nrl)