Kepala koordinasi Kurnia Transport, Philip yang mengikuti aksi mogok tersebut mengatakan, rencananya dalam aksi tersebut ratusan sopir akan melakukan mogok kerja bersama karena kesulitan memperoleh solar.
"Kami cari solar subsidi susah. Itu jelas menghambat pekerjaan. Masa Solo-Semarang yang biasanya ditempuh 6 jam bisa sampai 12 jam," kata Philip di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (1/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga enggak masalah asal stok ada," tandasnya.
Ia menambahkan, aksinya terebut dilakukan berdasarkan telepon dari seseorang yang mengaku dari organda. Namun hal itu dibantah oleh ketua DPC Organda Tanjung Emas, Slamet Riyadi yang mendatangi lokasi.
"Saya Ketua Organda Tanjung Emas tidak pernah mengintsruksikan aksi. Kami sudah menghubungi Pertamina dan menyatakan sudah berusaha mengatur penambahan stok solar," tegas Slamet.
Hal senada diungkapkan Kapolsek KPPP, AKP Fachrul Sugiarto. Ia menambahkan aksi mogok tersebut tidak memiliki izin, bahkan dari pihak organda saat dikonfirmasi juga tidak mengerahkan massa.
"Semalam saya konfirmasi dan ternyata tidak ada aksi mogok, kerja semua. Mungkin terjadi miskomunikasi dengan orang yang mengaku dari Organda itu," tandas Kapolsek.
Menanggapi hal itu, truk-truk yang sebelumnya menutup penuh ruas jalan setelah pintu masuk pelabuhan satu persatu mulai meninggalkan lokasi. Philip yang sempat mendapat teguran dari organda dan polisi menyatakan kalau aksi mogok dibatalkan.
"Ya enggak jadi, lha kayak gini," tutup Philip.
(alg/try)