Menyusuri 'Dunia Lain' di Bawah Flyover Kampung Melayu

Hidup di Kolong Jembatan

Menyusuri 'Dunia Lain' di Bawah Flyover Kampung Melayu

- detikNews
Senin, 01 Apr 2013 08:05 WIB
Jakarta - Mendatangi para penghuni kolong jembatan di Flyover Kampung Melayu, Jakarta Timur, tidaklah mudah. Kita akan masuk melalui lorong sempit sebelum akhirnya menemukan 'dunia lain' di kolong sana.

Flyover di Kampung Melayu dekat dengan terminal. Bila Anda berangkat dari arah Jatinegara, letaknya berada di kiri menuju arah Jl Abdul Syafii yang mengarah ke Tebet. Posisi 'kampung' berada di turunan flyover.

Untuk masuk ke area pemukiman warga kolong, kita harus mencari tembok bolong. Lalu, merangkak di atap sempit sepanjang hampir tiga meter. Suasana gelap di kanan-kiri begitu terasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu tiba di perumahan warga, mulai terlihat cahaya lampu neon. Lampu itu dipasang di halaman rumah bedeng semi permanen yang terbuat dari kayu dan triplek. Ukuran setiap rumah sama, yakni 3x4 m2.

"Kita nggak punya KTP di sini. Kalau bayar listrik ke PLN biasa," kata Dakim, salah seorang pemimpin kelompok warga di lokasi tersebut saat ditemui detikcom, Minggu (31/3/2013).

Total ada 68 rumah yang diisi oleh setiap keluarga. Mereka terbagi dalam empat kelompok besar.

"Di sini ada 4 kelompok masing ada yang dituain, di kelompok Danden 14 KK, Acung 12 KK, Anton 31 KK, dan saya megang 27 KK. Total semua kurang lebih ada 68 KK," jelas pria bertato ini sambil menghisap batang rokoknya.

Ada sebagian rumah yang lantainya dilapisi keramik. Sebagian lagi masih beralaskan tanah. Hampir di setiap rumah ada televisi dan kipas angin.

Bagaimana dengan sistem sanitasi? Para penghuni kolong jembatan ini menggunakan sarana MCK bergantian. Satu MCK digunakan untuk 10-20 rumah. Sumber air mereka dari air tanah yang dibor.

"Dari tahun 2000 sudah tinggal di sini. Selama itu saya sudah hampir 4 kali digusur," kata Kamil, warga penghuni kolong jembatan lainnya.

Saat wawancara, anak-anak kecil tampak bermain di halaman kolong jembatan. Suara bising kendaraan di atas jembatan dan kondisi yang gelap tak mengurangi keceriaan mereka.

"Kita nggak mau tinggal di sini, yang penting tempat layak nyaman kita juga mau (pindah), toh kita juga mau usaha kerja nggak diam saja," kata Kamil yang sehari-hari berprofesi sebagai pemulung ini.

(edo/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads