Tarif KRL Ekonomi Rp 2.000 Dianggap Sudah Tak Memadai

Tarif KRL Ekonomi Rp 2.000 Dianggap Sudah Tak Memadai

- detikNews
Senin, 01 Apr 2013 08:00 WIB
Jakarta - Tarif KRL Ekonomi yang hanya Rp 2.000 dianggap sudah tak memadai. Tak heran kalau kemudian, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana mengandangkan KRL Ekonomi. Selain soal suku cadang yang mahal, KRL Ekonomi dianggap sudah jauh dari standar pelayanan.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai sudah sepantasnya bagi pemerintah menyediakan subsidi bagi transportasi publik. Termasuk untuk KRL Ekonomi.

"Sepenuhnya tanggung jawab pemerintah," kata Tulus, Senin (1/4/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi Tulus juga menegaskan, tarif yang diberlakukan sekarang Rp 2.000 untuk para penumpang sudah tak memadai. Dengan jarak tempuh yang jauh, misalnya dari Bogor ke Kota, biaya Rp 2.000 amat tak masuk akal.

"Ya kalau dilihat, penumpang ada yang main HP, SMS, atau merokok, angka Rp 2.000 sudah tak memadai. Angka yang pas Rp 4.500 imbuhnya," jelasnya.

Harga 50 persen lebih tinggi itu, lanjut Tulus, juga untuk kebaikan para penumpang. KRL Ekonomi jangan dihapuskan, tetapi KAI sebagai BUMN juga mendapatkan pemasukan. Diharapkan berimbas pada pelayanan. Tulus yakin para penumpang ekonomi mampu bila harga dinaikkan di kisaran itu.

"Ini juga untuk mengedukasi masyarakat," tuntasnya.

(ndr/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads