"Polisi perlu mendalami motifnya," kata Arist saat dihubungi detikcom, Sabtu (30/3/2013) malam.
Arist sebut Polisi tidak bisa menghentikan kasus ini karena dugaan si pelaku penusukan stres. Menurutnya perbuatan yang dilakukan pelaku murni dilakukan dengan kesadaran. Apalagi sebelumnya pelaku sudah menyiapkan pisau yang dibeli dari pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arist menambahkan, polisi perlu melakukan tes psikologis terhadap pelaku. Jangan sampai ada alasan pembenaran tindakan pelaku padahal sudah jelas perbuatan tersebut merupakan tindak pidana.
"Orang yang waras pun saat melakukan tindakan pembunuhan itu pasti dalam keadaan stres," ucapnya.
Aris menyebut, secara sosial kondisi masyarakat saat ini sedang "sakit". Hal ini dipicu oleh pengaruh ekonomi, gaya hidup yang timpang hingga menimbulkan kecemburuan sosial dan banyak faktor.
"Ini fenomena sosial, di mana banyak orang sakit hingga akhirnya bisa mengambil sikap di luar kesadarannya," kata Arist.
Kejadian penusukan ini terjadi Sabtu (30/3) pukul 17.00 WIB. Korban meninggal di UGD RS Sentra Medikan Permata Hijau akibat tiga luka tusukan di dada dan paru-paru.
Polisi sampai saat ini masih mengusut motif penusukan tersebut. Berdasarkan informasi awal, polisi menduga pelaku mengalami gangguan jiwa.
(slm/fdn)