Pasar Permunas Klender ini terdiri dari 5 lantai, dengan lantai paling atasnya berdiri sebuah masjid. Luas pasar ini kira-kira seluas lapangan sepak bola. Pada saat pagi biasanya pasar tersebut selalu ramai oleh pengunjung, Kamis (28/3/2012).
Tapi tak seluruh kios di pasar ini diisi pedagang. Kios-kios di lantai dua pasar tersebut tidak terurus. Pintu-pintu rolling dor untuk menutup kios sudah dijebol. dan sebagian juga dijadikan kamar-kamar semi permanen, dengan dinding-dinding dan pintu sebagai penutupnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revitalisasi Pasar Perumnas Klender ini terjadi jauh sebelum Jokowi berkuasa. Saat itu Pasar Perumnas Klender terbakar pada tahun 90-an sehingga pedagang harus dipindahkan ke lapangan bola yang terletak di samping pasar tersebut.
Kemudian pembangunan pasar setinggi lima lantai ini mulai dikerjakan. Setelah pasar tersebut selesai, lokasi penampungan pedagang pasar yang berada di lapangan bola kembali terbakar. Kebakaran ini menghanguskan banyak kios di tempat penampungan tersebut. Para pedagang akhirnya dipindahkan ke lokasi pasar yang sudah dibangun tersebut.
Para pedagang kemudian banyak yang ingin menempati lokasi di lantai satu. Alasannya jika berjualan di lantai dua sangat sepi. Hal ini disebabkan pembeli malas harus turun naik tangga membawa barang belanjaan yang berat.
"Jadi akhirnya kios-kios di lantai tersebut kosong dan tak berpenghuni," katanya.
Gubernur Joko Widodo (Jokowi) pernah blusukan ke Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, pada Rabu (20/3/2013) lalu. Saat itu Jokowi menyempatkan diri untuk meminum jamu temulawak kegemarannya di pasar tersebut.
(nal/ndr)