"Pernah dulu pas hujan, air naik. Kalau air naik anjing-anjing saya taruh sini (celah sempit di atap jembatan), yang besar-besar di sini, yang kecil saya gendong, saya berdiri," kata wanita bernama lengkap Sri Susanti ini saat ditemui detikcom di kolong jembatan Pusponjolo, Semarang, Jateng, Rabu (27/3/2013).
Kondisi kolong jembatan yang sekarang ditempati mak Tun tingginya kira-kira dua meter. Panjang jembatan sekitar 10 meter dan lebar 4 meter. Masing-masing kanan-kirinya ada pijakan 0,5 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila air sudah surut, air yang melewati tempatnya berpijak pun dibersihkan. "Biar mereka nggak kepeleset," imbuhnya.
Tak jarang, anjing-anjingnya pun sakit karena tinggal di kolong jembatan. Tak ada obat dokter hewan atau perawatan khusus. Mak Tun hanya bermodal air kelapa muda.
"Saya tahu dari orang-orang yang punya anjing," paparnya.
Mak Tun pun memberi makan anjingnya dari sisa-sisa makanan yang dia temui di jalanan. Kadang juga ada pejalan kaki yang memberinya makanan. "Saya sayang sekali dengan anjing-anjing saya. Mending saya yang tidak dapat makan daripada anjing saya yang kelaparan," ujarnya lirih.
Pernah suatu hari, anjing kecilnya hilang karena terbawa arus. Tiga hari Mak Tun mencari sambil menangis. Namun tak kunjung ketemu.
"Pernah stres waktu mereka bertengkar, tapi lebih stres lagi kalau mereka tidak dapat makanan," kata Mak Tun sambil mengelus anjingnya yang bernama Urip.
(mad/trq)