Apalagi kalau satu porsi itu hanya dalam ukuran mangkok kecil, lebih kecil dari semangkok bakso.
Nah, Mantan Pangab Jenderal (Purn) Wiranto mengaku sempat merasakan makanan itu saat menjadi ajudan Presiden Soeharto pada era 90an. Namun, Wiranto kurang sreg meski makanan itu sangat mahal. Ia justru teringat Nasi Rawon Mbah Lemu di Malang yang ia bilang lebih enak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Caviar memang terkenal menu yang supermahal untuk ukuran orang biasa. Saat ini, satu porsi Caviar dapat mencapai Rp 5 juta / mangkok kecil. Caviar merupakan telur ikan terubuk (sturgon fish) yang diasinkan.
Caviar menjadi mahal karena sang ikan butuh waktu 10 tahun untuk menghasilkan telur tersebut. Terlebih, ikan terubuk merupakan spesies yang dilindungi sehingga berhati-hati saat menangkap.
Kenikmatan lain yang Wiranto peroleh saat dekat dengan Istana yakni berbagai fasilitas mewah seperti sedan mewah anti peluru, dengan kaca setebal 5cm. Karena begitu nyaman dan kedap suara, dia sampai tidak tahu bahwa mobil sudah dinyalakan tanpa terdengar bunyi mesin.
"Saya tanya ke sopir, ini sudah di-starter belum, kok nggak bunyi, mobil tidak kedengaran. Artinya memang enak. Apalagi ajudan berada di depan, presiden di belakang saya," tuturnya.
Wiranto lantas mengambil kesimpulan bahwa kenikmatan yang dia dapatkan bersifat sementara. Bahkan, begitu memakan makanan Jepang itu, dia merasa lebih nikmat makanan kampung.
"Jangan terkecoh dengan fasilitas, karena hanya berupa instrumen bagi seorang presiden agar fokus atas tugas yang dilakukannya," lanjut dia.
(Ari/fdn)