Boediono menceritakan kisahnya ini di depan siswa-siswi Madrasah Terpadu 1 Kota Malang, Jawa Timur, Senin (25/3/2014).
"Saya dulu SD Muhammadiyah. Gedungnya sederhana sekali," ujar Boediono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena memang belum diwajibkan memakai alas sepatu," katanya yang disambut tawa hadirin.
Suami dari Herawati Boediono tidak pernah lupa saat dirinya hendak berangkat sekolah. Keluarganya saat itu tidak mampu membeli buku dan pensil.
"Saat itu kan harganya sangat mahal karena buatan luar negeri. Akhirnya saat itu kita pakai batu tulis," terang kakek lima cucu ini.
Meski dalam keadaan terbatas, Boediono mengaku tidak putus asa. Bahkan saat SD, Boediono mengaku mempunyai cita-cita sebagai pembuat wayang kulit.
"Bayangkan dengan alat batu tulis tanpa sepatu bisa jadi wakil presiden. Yang penting semangatnya, jangan jadikan kekurangan alasan untuk tidak belajar," ujar Boediono.
(fiq/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini