Kepala Pusat Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Sejarah (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Ichwan Azhari menyatakan, situs Kota Cina merupakan situs yang penting di Sumut. Temuan terbaru yakni struktur bangunan dari bata yang diduga candi kuno di lokasi ini, menunjukkan kualitas situs itu tersebut.
Sayangnya penggalian tidak bisa dilakukan secara leluasa karena areal yang akan digali terbentur dengan permukiman masyarakat. Rumah-rumah baru terus bertambah di sekitar situs. Akibatnya tim kesulitan bekerja untuk mengungkap catatan sejarah yang ada di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Azhari, temuan terbaru tim arkeologi yakni struktur bangunan yang diduga candi, semakin membuktikan situs Kota Cina dulunya merupakan kota perdagangan internasional sekitar abad 12 hingga 16 Masehi. Tetapi kalangan sejarahwan merasa heran dengan lambannya jajaran pejabat pemerintahan Pemkot Medan dalam menyelamatkan situs yang potensial menjadi situs kelas dunia ini.
"Setahun sejak wali kota meninjau kawasan situs Kota Cina, Februari 2012 lalu, belum nampak kehadiran Pemkot Medan menyelamatkan kawasan ini. Situs Kota Cina semakin terancam dengan semakin banyaknya rumah warga yang didirikan di atas situs," tukas Azhari.
Pada Rabu siang Wali Kota Rahudman Harahap menyempatkan diri meninjau temuan struktur bangunan yang diduga candi tersebut. Azhari berharap, kunjungan kali ini akan menjadi titik penting dalam upaya membebaskan lahan masyarakat di situs penting tersebut.
Tim arkeolog dari Ecole Francaise d'Extreme-Orient (EFEO/Pusat Penelitian Timur Jauh Perancis), dan Pusat Arkeologi Nasional menemukan struktur bangunan kuno setelah melakukan penggalian selama 14 hari, yang berakhir Rabu sore. Struktur ini ditemukan di kedalaman sekitar dua meter. Susunan bata yang menjadi dinding bangunan itu tebalnya sekitar 40 cm, sedangkan panjang dan struktur utuhnya belum bisa diketahui karena berada di dalam tanah dan tembus ke lantai rumah warga.
(rul/mok)