Bahaya! Upaya Penyelundupan Kayu Ilegal Meningkat Pesat

Jakarta - Direktorat Bea dan Cukai Tanjungpriok menyebutkan terjadi peningkatan signifikan terhadap upaya penyelundupan kayu ke dalam maupun luar negeri. Baru triwulan pertama di 2013, upaya penyelundupan kayu telah mencapai angka Rp 3,4 miliar.

"Dibandingkan pada tahun 2011 terdapat 20 kasus penggelapan kayu dengan nilai Rp 2,2 miliar, sedangkan tahun 2012 sebanyak 22 kasus dengan nilai Rp 4,8 miliar. Tahun ini baru 9 kasus nilainya Rp 3,4 miliar," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono di Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara, Rabu (20/3/2013).

Penyelundupan kayu dinilai masih menjadi primadona para pelaku dengan modus rata-rata memalsukan muatan yang tidak sesuai pemberitahuan. Menurut Agung, nilai jual kayu yang tinggi menjadi alasan utama para pelaku.

"Nilai jualnya yang tinggi itu yang membuat pelaku tergiur, karena itu, kasus ini meningkat," ujar Agung.

Kayu yang sering diselundupkan adalah kayu Cendana dan Gaharu untuk bahan kosmetik dan hio, sedangkan Sonokeling kerap diselundupkan untuk furnitur. Harganya dipasaran pun mencapai Rp 300 ribu per kilogram.

"Seperti untuk kayu cendana dan gaharu, harganya bisa mencapai Rp 300.000 per kg, tentu harga yang cukup tinggi ini yang menarik orang untuk menggelapkan kayu-kayu tersebut," ujar Agung.

Untuk menekan angka final upaya penyelundupan kayu di Pelabuhan Tanjungpriok sepanjang 2013, Agung berharap kinerja jajarannya yang memperketat verifikasi data barang ekspor dan impor.

"Seperti pada hari ini, kami berhasil melakukan upaya penegahan sebanyak 17 kontainer berisi kayu Sonokeling, Cendana, dan Gaharu dengan nilai Rp 2,3 miliar," tutup Agung.

(vid/ndr)