Sebanyak 7 anak komodo ini berasal dari 21 telur komodo atas dua induk yang berusia 10 tahun dan 7 tahun. 13 Telur komodo lagi sedang menunggu menetas di dalam inkubator, sementara satu telur rusak sebelum menetas.
Kepala Humas KBS, Anthan Warsito menjelaskan bahwa kini 7 anak komodo yang telah tumbuh gigi itu berada dalam sangkar pembesaran berukuran 150 x 90 cm dengan tinggi 1 meter. Sampai tiga bulan mendatang, 7 anak komodo yang lucu itu kemudian akan dipindahkan ke sangkar penjemuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anthan memastikan kondisi 7 anak komodo ini sehat. Namun, Anthan mengaku masih berfokus pada pembesaran anak komodo ini. Misalnya, Anthan memberi makan hewan melata ini dengan daging cincang yang dicampur dengan telur ayam kampung.
Maka tak heran bila dokter hewan KBS menyebutkan 7 anak komodo ini telah tumbuh gigi taring (untuk mengoyak daging). Sebab untuk memaksimalkan pembesaran anak komodo ini, keeper (penjaga) bahkan telah diarahkan untuk memberi makan anak komodo dengan bayi tikus.
"Insya Allah, kondisi anak komodo ini sehat, dan sebenarnya juga sudah siap untuk ditanami microchip untuk pemberian identitas," tambah Drh Rahmat.
Ya, pemasangan microchip selain untuk memberi identitas, alat ini juga sangat membantu untuk mendeteksi keberadaan hewan melata ini. Mengingat KBS sempat mengalami kehilangan beberapa ekor komodo yang lepas dari kandang, alat transponder ini diyakini mampu menandai ke manapun gerak komodo. Alat ini ditanam di dalam punggung komodo, dimasukkan dengan cara disuntiikan.
Kebun Binatang Surabaya kini memiliki total 63 satwa komodo. Anthan Warsito mengaku akan berusaha maksimal mensukseskan perkembangan komodo (termasuk 13 telur komodo yang akan menetas pada akhir April atau awal Mei mendatang) sebab kebun binatang yang berlokasi di Jalan Setail ini memang menggunakan ikon komodo sebagai satwa yang patut dilindungi.
(nrm/rmd)