Soegiharjo, ayah korban menuturkan pelaku sebenarnya bukan keluarga. A adalah keponakan dari teman Soegiharjo yang juga bekerja sebagai sopir bus sewaan.
"Saya kasihan melihat dia menganggur, saya ajak dia jagain anak saya di rumah," kata Soegiharjo di rumahnya Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sempat tegur," ujarnya.
Kecurigaan ini akhirnya terbukti ketika anaknya mengadu kesakitan kepada neneknya, Wasriah.
"Mbah, sakit, sakit," ucap korban sambil memegang kemaluannya seperti yang ditirukan Soegiharjo.
Kepada neneknya, anaknya itu menyebut nama A sebagai pelakunya. Wasriah bergegas melaporkan pencabulan ini ke ibu korban, Siti Aminah. Soegiharjo yang kaget mendengar informasi ini langsung menghardik rekannya yang juga paman pelaku.
Keduanya langsung datang ke rumah Soegiharjo untuk menemui A. Ayah A juga datang setelah diberitahu melalui telepon. Menurut Soegiharjo, A diseret ayahnya ke lapangan, lantas dipukuli.
Di situ A mengakui perbuatannya. "Ngaku 2 kali (mencabuli) di depan TV di kontrakan," tutur Soegiharjo yang mendengar pengakuan A di hadapan ayahnya.
Pada 13 Maret 2013, Soegiharjo membawa A ke warteg tempat istrinya bekerja. A dititipkan di situ karena Soegiharjo hendak melapor ke ketua RT untuk membuat laporan polisi. Belum selesai laporan ke polisi, A melarikan diri.
"Sekarang nggak tahu ke mana," sebutnya.
Soegiharjo awalnya mendatangi Polsek Jatinegara untuk membuat laporan. Namun dirinya diarahkan melapor ke Polres Jaktim. Setelah itu anaknya dibawa ke RS Polri Kramat Jati guna menjalani visum.
Hasil visum, kata Soegiharjo ditemukan lecet di bagian pinggir anus korban. "Polisi bilang ini tindak percobaan asusila," katanya.
(fdn/nwk)