Kapolri: Oknum Pelaku dalam Video Kekerasan di Poso akan Diadili

Kapolri: Oknum Pelaku dalam Video Kekerasan di Poso akan Diadili

- detikNews
Selasa, 19 Mar 2013 10:24 WIB
Jakarta - Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Penanganan Tindak Pidana Terorisme Komnas HAM, Siane Indriani, menyakini rekaman video adegan kekerasan yang diduga dilakukan oknum polisi terhadap tersangka teroris di Poso bukan rekayasa. Polri menghormati penilaian yang bertangan dengan penyelidikannya, namun yang pasti pelaku saat ini sedang dikenai proses hukum.

"Semua pasti melalui proses penyelidikan, kalau kaitan dengan Poso itu anggota yang terkait pelanggaran hukum kan sudah diproses sekarang. Jadi kita tunggu saja hasilnya peradilan yang kita lakukan selama ini," ujar Kapolri Jenderal Timur Pradopo dalam Rakernis Korlantas Polri di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Selasa (19/3/2013)

Timur menegaskan, pihaknya berkomitmen menuntaskannya dan menunggu hasil dari proses peradilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti hasilnya terbukti bersalah atau tidak nanti ada di peradilan itu. Kita komitmen dengan itu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Komisioner Komnas HAM Siane Indriani meyakinkan bila video dugaan kekerasan terhadap teroris bukan rekayasa.

"Kalau dari awal sampai akhir tidak ada editan, kecuali pemutusan, tidak ada penggabungan. Ini murni 2007," kata Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani, di Kantor Komnas HAM, Jl Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2013).

Siane mendasari video tersebut murni kejadian 2007 dan bukan gabungan berdasarkan kepada keyakinannya.

"Secara kasat mata tidak ada yang diedit, yang mengambil gambar pause, jadi saat penembakan tidak terekam, ini sederhana" jawab komisoner yang mengaku 23 tahun berpengalaman di dunia televisi, saat disinggung landasan keyakinannya terkait video tersebut.

(ahy/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads