"Terjadi sekitar 700 m dari KBRI. Saya sudah laporan ke Menlu semua di sini aman," kata Safzen di Kantor KBRI di Salihiyah, Baghdad, Irak, Kamis (14/3/2013).
Safren mengatakan saat terjadi ledakan, Dubes RI dan pemerintah Irak sedang mengadakan pertemuan bilateral. Menurutnya, ledakan itu terjadi sebelum konferensi pers dan belum ada pemberitaan apapun soal kerjasama kedua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Safzen, KBRI berada di lokasi cukup aman yakni daerah green zone kedua. Ledakan ini menurutnya tidak ada kaitan sama sekali dengan kunjungan delegasi Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan KBRI Baghdad. "Ledakan ini urusan internal dalam negeri Irak sendiri," tegas dia.
"Kita semua staf sedang berada di green zone. Acara kunjungan Menko itu sepenuhnya di green zone mulai dari airport sampai selesai," katanya.
Safzen menceritakan, kantor KBRI sebelumnya ditutup pada 2003 lalu karena perang. Tahun 2011 KBRI dibuka kembali, sejak Juli kemanan di baghdad sudah mulai kondusif, Namun juga tetap harus waspada.
'Kita tetap berhati-hati, hindari lokasi yang sering macet di daerah yang berbahaya," ucap Safzen.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/3/2013), ledakan bom tersebut menewaskan 7 polisi, 15 warga sipil dan 3 polisi militan. Polisi dan petugas medis yang berada di lokasi kejadian mengatakan lebih dari 50 orang mengalami luka-luka.
Ledakan ini diduga dipicu oleh konflik Sunni-Syiah di Irak. Seorang pembom bunuh diri melakukan aksinya di dekat Departemen Kehakiman dan militan. Selain aksi bom bunuh diri, insiden ini juga diwarnai oleh bentrokan.
(slm/fdn)