Menurut Najib, mengamankan perbatasan merupakan "tantangan besar" dikarenakan panjangnya garis pantai negara bagian Sabah timur dan pergerakan orang-orang antara Sabah dan Filipina selatan di dekatnya.
"Ini peringatan. Ada celah dalam hal kemampuan kita, namun kita harap kita akan bisa menutup celah itu," ujar Najib dalam wawancara yang dimuat surat kabar New Straits Times seperti dilansir AFP, Rabu (13/3/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Najib tak menjelaskan secara rinci bagaimana perbatasan Sabah akan dijaga dengan lebih ketat. "Kita pastinya membutuhkan untuk mengerahkan lebih banyak aset. Kita pastinya akan menerapkan sistem pengawasan yang lebih baik dan meningkatkan pengamanan di Sabah," tandas pemimpin negeri Jiran itu.
Sekitar 200 pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu dengan menggunakan kapal. Kedatangan mereka untuk mengklaim tanah yang menurut mereka merupakan milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Baku tembak dengan aparat Malaysia pun tak terhindarkan. Puluhan orang, sebagian besar pengikut Sultan Sulu, telah tewas dalam krisis Sabah tersebut.
Hingga saat ini aparat Malaysia masih terus memburu kelompok bersenjata asal Filipina selatan itu. Mereka dilaporkan terus bergerilya di kawasan hutan-hutan di wilayah Sabah.
(ita/nwk)