Seperti dilansir AFP, Rabu (13/3/2013), otoritas Shanghai mengevakuasi sekitar 5.916 bangkai babi dari Sungai Huangpu. Sungai ini membentang di pusat kota Shanghai dan menjadi salah satu jalur komersial di wilayah China.
Tidak diketahui pasti penyebab bangkai-bangkai babi ini berada di sungai tersebut. Dugaan sementara, binatang itu mati karena penyakit dan kemudian dibuang oleh para pemilik peternakan ke sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Shanghai menduga babi-babi ini berasal dari wilayah Jiaxing, Provinsi Zhejiang, yang merupakan pusat peternakan babi di China. Atas dugaan ini, otoritas Jiaxing masih melakukan investigasi lebih lanjut secara menyeluruh.
"Kami tidak mengabaikan dugaan bahwa bangkai babi yang ditemukan di Shanghai berasal dari Jiaxing. Namun kami tidak sepenuhnya meyakini dugaan tersebut. Tidak diketahui pasti di mana babi-bai tersebut dibesarkan, bisa jadi babi-babi yang mati tersebut berasal dari wilayah lain," tutur juru bicara otoritas Jiaxing, Wang Dengfeng dalam konferensi pers kepada media setempat.
Untuk membantu investigasi, otoritas Shanghai mengirimkan ear tag, semacam penanda plastik atau logam yang digunakan untuk identifikasi ternak, dari beberapa bangkai babi tersebut kepada otoritas Jiaxing. Hal ini untuk membantu verifikasi asal babi-babi tersebut.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kota Shanghai menyatakan, pihaknya berhasil mendeteksi penyakit dari bangkai babi yang mengapung di Sungai Huangpu tersebut. Babi-babi tersebut dinyatakan positif terjangkit porcine circovirus, yang dijelaskan sebagai penyakit yang biasa menjangkiti hewan dan tidak berpengaruh pada manusia.
Otoritas Shanghai menambahkan, temuan bangkai babi di Sungai Huangpu ini sama sekali tidak mempengaruhi kualitas air sungai.
(nvc/ita)