Sebelum parade ogoh-ogoh, masyarakat Hindu melakukan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh Ketua Banjar Shanti Dharma Belgia-Luksemburg dengan didahului Kidung Warga Sari, sebuah kidung pemujaan beserta tari persembahan Tari Rejang Dewa oleh anak-anak blesteran alias Indo Belgia-Bali.
Selesai sesi persembahyangan, masyarakat Hindu Bali di Belgia, sebagian datang dari Belanda dan Luksemburg, dikejutkan oleh kemunculan sosok tinggi besar memainkan Tari Topeng Keras lengkap dengan kostumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa nyana diplomat senior jebolan Harvard Law School yang dikenal tangguh itu bisa menari tarian Bali. Apalagi Dubes Havas bukan orang Bali, tapi dari Kota Lumpia, Semarang. Aplaus panjang dan riuh pun membahana.
"Saya kagum melihat masyarakat Bali di Belgia ini terus bersatu menjaga nilai-nilai budayanya. Nilai nilai budaya mampu memberikan pengaruh positif kepada warga Belgia untuk menyenangi budaya Bali dan Indonesia," ujar Dubes dalam sambutan singkatnya.
Dubes juga berpesan agar keberadaan Pura Agung Shanti Bhuwana di kota Brugelette, Belgia, dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat Hindu di Eropa untuk lebih memperkenalkan budaya Indonesia di Eropa.
Ketua Banjar Shanti Dharma Belgia-Luksemburg I Made Wardana mewakili masyarakat Bali di Belgia dan Belanda menyampaikan keterharuan dan apresiasi positif atas kejutan yang diberikan Dubes, yang dinilai semakin menambah motivasi mereka untuk tetap melestarikan budaya Bali dan budaya Indonesia di manapun mereka berada.
Kejutan lainnya adalah kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Dr. Mari Elka Pangestu. Menurut Konselor Pensosbud dan Diplomasi Publik Riaz J.P. Saehu, Menparekraf menyempatkan waktu untuk memberi perhatian di sela-sela kunjungan kerja ke Brussel dalam rangka pencalonannya sebagai Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO).
Menparekraf menyampaikan harapannya agar masyarakat Bali di Eropa dapat tetap menjaga identitas sebagai orang Bali dan anak-anak Bali yang lahir di Belgia mengetahui jati dirinya sebagai orang Bali.
Menurut Menparekraf, upaya yang dilakukan masyarakat Bali di Eropa dalam mempromosikan Bali dan Indonesia merupakan salah satu bentuk dukungan yang besar bagi kementerian yang dipimpinnya.
Acara perayaan Hari Raya Nyepi pada 9/3/2013 itu ditutup dengan penampilan 3 buah ogoh-ogoh Hanoman, Arjuna dan Dewi Saraswati di halaman KBRI Brussel. Walaupun hujan turun rintik-rintik di bawah cengkeraman suhu 5 derajat Celsius, ratusan orang tetap bertahan untuk dapat menonton dan mengabadikan penampilan ogoh-ogoh, sesuatu yang unik dan langka di jantung Eropa. (es/es)