"Inilah kebhinnekaan yang hidup di Jakarta. Kalau begini caranya, negara kita akan semakin harmonis," ucap Menteri ESDM Jero Wacik yang juga sesepuh warga Bali di Jakarta, saat ditemui wartawan di sela-sela pawai ogoh-ogoh di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2013).
Menurut Jero Wacik, ada sekitar 100 ribu orang Bali yang tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mewakili warga Bali yang ada di Jakarta, Jero Wacik mengucapkan terima kasih kepada Pemda DKI Jakarta atas terselenggaranya pawai ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya minta pada seluruh orang Bali yang tinggal di Jakarta, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung. Hormatilah Pemda DKI, terima kasih kepada Pemda DKI," imbuh Jero Wacik.
Masih di lokasi yang sama, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) juga menyambut baik pawai ini. Ahok yang membuka langsung pawai ini, mengaku senang dengan terselenggaranya pawai semacam ini di Ibukota.
"Saya kira sangat bagus ya kegiatan-kegiatan seperti ini. Ini menggambarkan inilah Indonesia. Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Kita sangat senang ada acara seperti ini, terutama karena dipusatkan di Monas. Karena sebenarnya inilah pusat Indonesia, inilah pusat Ibukota," tuturnya.
Pawai ogoh-ogoh ini digelar dalam rangka Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 12 Maret besok. Acara ini dihadiri umat Hindu se-Jabodetabek. Ahok yang mengenakan sarung dan ikat kepala khas Bali berwarna ungu, membuka secara langsung pawai ini.
Ada sekitar 16 ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran berada di sekitar Monas. Ukuran terbesar mencapai ketinggian sekitar 2,5 meter.
Ogoh-ogoh ini diarak berkeliling di sekitar kawasan Monas. Sekitar pukul 18.00 WIB, ogoh-ogoh ini sempat membuat lalu lintas di jalan Medan Merdeka Selatan, atau lingkar luar Monas sedikit tersendat. Kendaraan yang melintasi jalur ini terpaksa berjalan lambat di belakang arak-arakan ogoh-ogoh.
(nvc/nrl)