Ini Pengakuan Bambang Soesatyo Terkait Pertemuan dengan Djoko Susilo

Ini Pengakuan Bambang Soesatyo Terkait Pertemuan dengan Djoko Susilo

- detikNews
Senin, 11 Mar 2013 15:03 WIB
Jakarta - Para anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, Aziz Syamsuddin, dan Herman Herry diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM. Ada beberapa pertemuan yang dihadiri ketiganya dengan Irjen Djoko Susilo dan gengnya. Bagaimana pengakuan Bambang Soesatyo mengenai pertemuan-pertemuan itu?

Saat dihubungi detikcom, Senin (11/3/2013), Bambang Soesatyo mengaku tidak ikut dalam pertemuan di Kafe de Luca, Plaza Senayan pada awal 2010. Dalam pertemuan di De Luca ini, disebut ada penyerahan uang kepada pihak Aziz Syamsuddin untuk para anggota DPR dari Partai Golkar sebesar Rp 4 miliar. Uang itu diserahkan AKBP Teddy Rusmawan, anak buah Djoko Susilo kepada staf Aziz.

Bambang Soesatyo mengaku hanya ikut pertemuan di Restoran Jepang, Basara, di gedung Summitmas, Jl Sudirman, Jakarta. Dalam pertemuan itu, hadir dirinya, Aziz Syamsuddin, Herman Herry dan Djoko Susilo. "Saya diajak Mas Aziz. Dalam pertemuan ada Herman Herry dan DS. Hanya itu, tidak ada yang lain," kata Bambang Soesatyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan itu, tidak ada pembahasan mengenai pemberian uang dari Djoko Susilo. Yang dibahas hanya adanya masalah di lapangan terkait pelaksanaan UU lalu lintas yang baru. Bambang mengaku tidak mengenal Teddy Rusmawan. Tak sekali pun, Bambang pernah bertemu Teddy Rusmawan.

Berikut pengakuan Bambang Soesatyo selengkapnya:

Bagaimana soal pertemuan di Kafe De Luca, kabarnya Anda ikut pertemuan itu?

Tidak benar itu.

Kalau pertemuan di Restoran Basara di gedung Summitmas?

Saya hanya ikut sekali pertemuan, waktu itu di restoran Jepang, Basara itu. Sebagaimana yang sudah saya sampaikan kepada penyidik, karena awal-awal 2010 itu lagi repot-repotnya Pansus Century, hampir tiap hari kita rapat dari pagi sampai malam. Pertemuan itu pun hanya makan siang di sela-sela saya rapat Century, tidak lebih dari satu jam. Pertemuan itu bicara soal tumpang tindih pelaksanaan UU Lalulitas di lapangan dengan LLAJR yang berada di bawah kementerian perhubungan. Itu saja. Yang lain-lain saya tidak ikut.

Siapa yang ikut dalam pertemuan di Basara?

Waktu itu saya datang bersama Mas Azis (Aziz Syamsuddin-Red). Hanya ada DS (Djoko Susilo-Red) dan Herman Herry. Tidak ada ada yg lain.

Jadi pertemuan hanya 4 orang? Itu sekitar berapa lama pertemuannya?

Ya. Saya tidak tahu pertemuan-pertemuan lainnya. Makan siang itu hanya sebentar karena saya harus kembali ke DPR, ada sidang pansus Century mendengarkan saksi-saksi. Pertemuan paling lama 1,5 jam

Apa sebenarnya yang dibicarakan?

Bicara soal tumpang tindih pelaksanaan UU Lalulitas di lapangan dengan LLAJR yang berada di bawah kementerian perhubungan. Itu saja. Lalu Mas Azis menjelaskan bahwa soal UU Lalulintas itu adalah panja/pansusnya ada di Komisi V dan bukan domain komisi III.

Pada saat itu, DS mengatakan ada indikasi Kementerian Perhubungan akan mengajukan kembali perubahan UU tersebut agar lalulintas berada di bawah Kemenhub. Lalu setelah diberi penjelasan, itu domain komisi V dan bukan komisi III, maka pembicaraan selesai. Makan-makan dan bubar.

Jadi bukan bahas RUU Lalu Lintas ya?

Bukan Mas.

Saat diperiksa KPK, Anda dikonfrontir dengan AKBP Teddy Rusmawan?

Seorang saksi yang tidak saya kenal.

Tapi dikonfrontir? Anda tidak pernah bertemu dg dia?

Tidak pernah. Dan itu sudah saya sampaikan kepada penyidik saat menjadi saksi di bawah sumpah.

Saat dikonfrontir, Anda disumpah pakai al Quran?

Ya benar. Tadi kan saya bilang saya saksi di bawah sumpah sebelum pemeriksaan dimulai. Sama ketika dulu Boediono disumpah sebelum sidang pansus. Itu standar pemeriksaan dan itu ada berita acaranya.

Informasi yang beredar di wartawan, saat disumpah di bawah Al Quran dan setelah dinasihati penyidik bahwa kalau berbohong akan mendapat laknat dari Allah SWT, Anda mengaku bertemu Teddy Rusmawan dan Djoko Susilo dan mengaku ada aliran uang?

Wualah! Itu pelajaran 'Mari Mengarang'. Silakan tanya penyidik KPK. Agar lebih obyektif dan bukan penzaliman. Pertanyaan Mas (maaf ya…) mengarah pada pembunuhan karakter dan penzaliman. Jawabannya simpel saja. Bisa di-crosscheck di BAP. Gus Dur bilang, "gitu aja kok repot". He..he..

Makanya, saya cross-check ke Anda. Informasi yang diterima wartawan, saat dikonfrontir dengan Teddy, Anda mengaku tidak kenal. Namun, setelah diingatkan penyidik bahwa kalau berbohong akan ada laknat dari Allah SWT, Anda mengakui pertemuan di Restoran Basara. Dalam pertemuan itu, Djoko susilo ditemani Teddy dan ada pembicaraan soal uang.

Mas, ini zaman edan! Kalau saya pemain, saya akan pilih jadi anggota DPR yang manis saja. He..he..Nggak akan ada benturan dengan kekuasaan.

Jadi, info itu gak bener ya, bahwa Teddy ikut bareng Djoko Susilo dalam pertemuan di Restoran Basara?

Tidak benar, karena saya tidak bertemu pada pertemuan yang saya hadiri saat itu. Saya yakin dan percaya, kebenaran akan menemukan jalannya sendiri.


(asy/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads