Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok yakin sekali KLB tidak akan menjadi pasar bebas. Nantinya pemilik suara akan dihadapkan pada beberapa nama yang disebutkan oleh SBY, sebagai Ketua Majelis Tinggi PD.
"Dugaan saya Pak SBY sebut nama, silakan pilih," kata Mubarok saat dihubungi, Senin (11/3/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari beberapa nama calon ketua umum PD, diyakini belum ada yang cukup kuat mampu memimpin PD. "Pak Marzuki Alie oke, tapi MA harus fokus dengan tugas Ketua DPR. Kalau dia ketum pasti tugasnya keteter. Mas Ibas sulit dengan posisinya," kata Wasekjen PD Ramadhan Pohan.
Karena itu sempat bernunculan kandidat ketua umum PD yang bukan kader tulen. Antara lain KSAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo, mantan Ketua MK Mahfud MD, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
"Saya pribadi prefer Pramono Edhie, beliau komunikatif, merakyat, tegas, konstitusionalis, tidak neko-neko, dan dekat dengan semua golongan," kata Ramadhan.
Namun kemungkinan kecil PD dipimpin oleh tokoh di luar partai. Karena keinginan mayoritas petinggi PD, pengganti Anas berasal dari kader PD. Karena pemimpin PD ke depan diharapkan adalah kader yang bisa fokus 100 persen waktunya untuk partai.
Beberapa nama kader PD yang disebut-sebut akan diusulkan SBY dalam KLB PD antara lain Direktur Eksekutif DPP PD, Marsdya TNI (Purn) Toto Riyanto. Namun baru saja muncul nama Toto, penolakan terhadap kemunculannya meluas.
Namun penolakan tersebut datang dari orang-orang yang tak punya hak suara di KLB nanti. Para ketua DPD dan DPC PD masih tenang-tenang saja menunggu kepastian tokoh yang muncul di KLB.
Sampai saat ini siapa tokoh yang akan ditunjuk SBY untuk dipilih di KLB PD belum jelas. "Itu nanti akan muncul dengan sendirinya di kongres," kata anggota Majelis Tinggi PD, Syarief Hasan.
Yang pasti, Majelis Tinggi PD akan memastikan KLB mempersolid internal PD, dan tidak memecah belah seperti kongres 2010 silam. "Yang penting kita solid, kita kongres dulu memilih ketua umum," tegas Syarief menyampaikan misi utama KLB.
(van/try)