Polisi Malaysia Tangkap 79 Orang Terkait Konflik Sabah

Polisi Malaysia Tangkap 79 Orang Terkait Konflik Sabah

- detikNews
Sabtu, 09 Mar 2013 14:38 WIB
Polisi Malaysia membekuk pengikut Sultan Sulu di Sabah (Reuters)
Sabah - Kepolisian Malaysia terus melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga terlibat konflik berdarah di Sabah. Sejauh ini sebanyak 79 orang telah ditangkap polisi setempat. Namun sayangnya, korban tewas bertambah menjadi 61 orang.

Satu korban tewas berasal dari kubu anggota kelompok bersenjata yang berasal dari Filipina, atau yang juga disebut sebagai pengikut Sultan Sulu. Dia ditembak mati oleh aparat Malaysia karena berusaha kabur saat penggerebekan dilakukan di dua desa dan sebuah wilayah rawa setempat.

Dengan demikian hingga saat ini, sudah 53 anggota kelompok bersenjata asal Filipina dan 8 anggota Kepolisian Malaysia yang tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak awal pekan ini. Aparat Malaysia terus melakukan pengejaran terhadap pengikut Sultan Sulu yang masih bertahan dan bersembunyi di Sabah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hingga saat ini, polisi telah menangkap 79 orang tersangka yang kami yakini terkait dengan penyusupan ini," jelas Kepala Kepolisian Federal Malaysia, Ismail Omar seperti dilansir AFP, Sabtu (9/3/2013).

Namun sayangnya, Ismail tidak menjelaskan lebih lanjut soal identitas atau jenis kelamin orang-orang yang ditangkap. Meskipun sebelumnya pada Jumat (8/3), Ismail menyatakan pihaknya menangkap puluhan orang, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, yang diduga terkait dengan kelompok bersenjata tersebut.

Menurut Ismail, para pelaku yang ditangkap tersebut akan dijerat pasal tindak pidana terorisme.

Malaysia sendiri telah bersumpah akan menumpas seluruh anggota kelompok bersenjata yang menyusup ke wilayah Sabah. Mereka menolak opsi gencatan senjata yang dicetuskan oleh pemimpin kelompok bersenjata. Malaysia melancarkan serangan, baik di darat maupun di udara, untuk menumpas mereka.

Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim daerah itu sebagai milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads