"Diperjalanan saya ditanya nama, asal dari mana, saya bilang saya bukan mahasiswa, terus mereka bilang 'kalau kamu macem-macem mati kamu'. Akhirnya saya ditanya-tanya sama pelaku, Saya bawa 2 HP, 1 Blackberry dan 1 Samsung dirampas dan lalu 2 ATM saya. Pelaku juga mengancam pakai pisau dapur, termasuk supir taksi diancam juga," ujar Ramdhan Wahyudi (20) seorang korban perampasan saat ditemui wartawan di Kantor YLKI, Jalan Pancoran Barat IIV, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2013).
Ramdhan menuturkan peristiwa bermula saat dirinya hendak pulang ke kediamannya di daerah Cijantung. Korban kemudian turun di daerah Cempaka Putih dan hendak naik Patas 43 jurusan Cililitan-Tj Priok, Pukul 15.30 WIB, Kamis (7/3). Namun ketika menunggu angkutan dipinggir jalan, tiba-tiba datang tiga orang pelaku. Mereka menuduh telah mendorong keponakan salah seorang pelaku hingga terjatuh dari bis sampai kepalanya bocor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka nuduh saya sebagai mahasiswa yang melempar keponakannya. Setelah itu saya dituduh telah mengambil uang keponakannya senilai Rp 30 juta, HP LG dan BB Bold. Dia tanya HP km apa, saya bilang saya hanya ada ini (BB dan Samsung),'jangan bohong kamu, nanti kamu mati!," ucap Ramdhan sambil menirukan suara salah seorang pelaku.
Usai melancarkan aksinya pelaku menurunkan di Tol arah Kampung Rambutan. Namun saat hendak meminta pertolongan tidak ada satu orang pun membantu termasuk petugas terminal. Akhirnya, korban pun melaporkan kejadian itu ke Polsek Pasar Rebo.
"Saya sesalkan tidak ada polisi yang jaga di terminal Kampung Rambutan, akhirnya saya buat laporan surat kehilangan di Polsek Pasar Rebo. Saya sebagai korban merasa kecewa dengan pelayanan kepolisian," tutupnya.
(ndu/ahy)