"Sekarang AS tengah bersiap untuk menghidupkan pencetus perang nuklir, pasukan bersenjata revolusioner kami akan melaksanakan hak serangan nuklir preemtif guna menghancurkan basis-basis para agresor," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
Juru bicara itu juga mengingatkan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/3/2013), bahwa perang Korea babak kedua tak akan bisa hindari. Alasannya, baik AS maupun Korea Selatan (Korsel) menolak desakan Korut untuk membatalkan latihan militer gabungan. Latihan militer AS-Korsel berskala besar itu akan dimulai pekan depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat beberapa hari terakhir ini. Terlebih lagi menjelang voting Dewan Keamanan PBB mengenai resolusi berisi sanksi-sanksi PBB yang lebih berat terhadap Korut. Sanksi-sanksi ini sebagai respons DK PBB atas uji coba nuklir yang dilakukan Korut bulan Februari lalu.
Militer Korut sebelumnya juga telah mengancam akan membatalkan perjanjian gencatan senjata dengan Korsel, yang mengakhiri Perang Korea tahun 1953. Secara teori, langkah ini akan membuka kembali era peperangan kedua Korea tersebut.
(ita/nrl)