Salah satu perajin yang kebanjiran pesanan ogoh-ogoh adalah Mangku Anom. Lapak tempatnya membuat ogoh-ogoh di Jalan Kapten Agung Denpasar, dipenuhi dengan berbagai bentuk ogoh-ogoh.
Ukuran yang dibuat juga beragam, dari ukuran 1,5 meter hingga lebih dari 2 meter. “Harganya ada yang Rp 150 ribu hingga Rp 3,5 juta,” kata Anom, Kamis (7/3/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemesan sebagian besar masih di daerah Bali seperti Jimbaran, Buleleng, Karangasem, Badung dan Denpasar dan wilayah sekitarnya. Ogoh-ogoh yang dipesan juga beragam, untuk anak-anak ogoh-ogoh yang dibuat lebih modern yakni tokoh-tokoh kartun.
Namun ogoh-ogoh yang bakal diarak sehari jelang nyepi masih didominasi pesanan jenis raksasa rangda.
Terkait dengan pemesan, pesanan mulai ada bulan Januari dan semakin melonjak sepekan sebelum hari Nyepi.
Ia pun menolak pesanan dalam jumlah ribuan. Menurutnya tenaga yang terbatas menjadi penyebab utama dia menolak orderan yang rencananya digunakan untuk souvenir dalam pertemuan besar di Nusa Dua yakni KTT APEC.
“Untuk membuat ogoh-ogoh juga perlu kreativitas, sekarang saja masih banyak pesanan jadi tidak mungkin menyelesaikan pesanan sebanyak itu,” tutupnya.
(gds/nrl)