Perebutan Ketua Umum Terlalu Dini Bahaya Bagi Golkar

Perebutan Ketua Umum Terlalu Dini Bahaya Bagi Golkar

- detikNews
Kamis, 07 Mar 2013 10:20 WIB
Ical di HUT Fraksi Golkar DPR
Jakarta - Munas Partai Golkar masih tahun 2015 mendatang, namun genderang perebutan ketua umum sudah ditabuh oleh sebagian punggawanya. Hal ini tak bagus bagi Golkar yang mengejar target memenangkan Pemilu 2014.

"Ketum DPP PG Aburizal Bakrie memang melihat kontestasi itu ada tanda-tanda sudah mulai. Dan itu tidak positif," kata Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari kepada detikcom, Kamis (7/3/2013).

Karena itulah, menurut Hajriyanto, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) akhirnya memberikan peringatan dalam pidato politiknya pada Selasa (5/3). Peringatan itu penting untuk mengembalikan fokus petinggi Golkar agar tak terlalu cepat memikirkan Munas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya hanyalah peringatan dan sekaligus imbauan atau appeal agar soal mulainya ada ada kontestasi calon ketum itu tidak diteruskan," kata Hajriyanto.

"Peringatan itu positif dan bagus untuk agar perhatian para kader lebih fokus lagi pada pemenangan Pemilu 2014 dan Pilpres 2014," lanjutnya.

Hajriyanto yakin peringatan Ical didengarkan oleh petinggi Golkar sehingga mengerem hasrat mereka menjadi ketua umum Golkar untuk sementara waktu.

"Semua kader yang menginginkan jabatan itu tampaknya juga sadar dan bersedia untuk mengerem keinginannya karena memang belum waktunya alias masih terlalu dini," harapnya.

Setidaknya ada 4 petinggi Golkar yang disebutkan Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad punya hasrat menjadi ketua umum Golkar. Mereka adalah Agung Laksono, Sharif Cicip Sutarjo, Priyo Budi Santoso, dan Ade Komarudin. Semuanya telah menyangkal tudingan Fadel secara halus.

Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono bahkan menegaskan kontestasi ketua umum Golkar akan ramai setelah Pilpres. "Apakah mau menjadi ketua umum itu ada urut-urutan nanti setelah Pilpres," katanya Rabu kemarin.

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads