4 Gertakan Ahok Tantang Oknum RS Kurang Ajar

4 Gertakan Ahok Tantang Oknum RS Kurang Ajar

- detikNews
Kamis, 07 Mar 2013 09:42 WIB
4 Gertakan Ahok Tantang Oknum RS Kurang Ajar
Jakarta - Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin rumah sakit lebih mengutamakan fungsi sosial ketimbang mengeruk untung dari pasien miskin. Pria yang menjuluki dirinya 'Polisi jahat Pak Gubernur' ini terang-terangan siap melibas oknum RS yang mengkadali pasien kelas bawah, seperti 4 gertakan Ahok ini:

Saat bertatap muka dengan para dokter, suami Veronika Tanini tidak kenal lelah mengajak agar rumah sakit selalu terbuka dan siap melayani pasien pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS). Rumah sakit yang nakal bakal terancam ditutupnya.

Eks Bupati Belitung Timur ini meminta para dokter membantu program KJS dalam kurun waktu satu tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 4 gertakan Ahok tantang oknum RS kurang ajar:

1. Okum RS Cari Untung, Emang Glodok!

Ahok kesal dengan RS yang hanya mencari keuntungan. RS di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta diminta lebih mengutamakan fungsi sosial.

"Saya juga agak kesal dengan oknum RS yang cari untung. Kamu kira Glodok, dagang obat. Ini rumah sakit, bukan cari untung, perusahaan. Makanya yang kurang ajar kami akan tutup rumah sakitnya!" tegas Ahok.

Hal tersebut dia katakan saat menjadi pembicara dalam sarasehan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Acara itu bertema SJSN: anugerah atau musibah terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Lesson learned pelaksanaan program KJS) di kantor PB IDI, Jl Sam Ratulangi No 24, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2013).

Menurut Ahok, seluruh rumah sakit diharapkan bisa mengikuti program Pemprov DKI.

"Kami akan periksa KLB (koefisien luas bangunan) Anda, Amdal (alisis mengenai dampak lingkungan) Anda. Kita tidak perlu takut, kita beli rumah sakit, kita bayar dengan baik," ujarnya.

2. Oknum Dokter Cari Untung di Kelas 3, Saya Sikat!

Di depan pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ahok wanti-wanti agar para dokter para dokter jangan sampai mengambil keuntungan dari pasien yang dirawat di kelas 3 rumah sakit.

"Mohon maaf saya ngomong apa adanya. Tetapi kalau Bapak mencuri dari kelas tiga, saya sikat Bapak-bapak. Saya tidak peduli Bapak dokter atau apa, karena kurang ajar," ujar Ahok dalam sambutannya di acara sarasehan yang digelar di kantor pengurus IDI, Jl Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2013).

Ahok menggarisbawahi 'ancaman'-nya itu hanya berlaku untuk pasien yang ada di kelas 3 saja. Untuk pasien dengan golongan menengah ke atas, dia tidak mempersoalkan.

"Saya tidak mempersoalkan Bapak mencari untung di kelas 2, di kelas 1 atau VIP. Tapi jangan meras di kelas 3," kata Ahok.

Ahok menebar 'ancaman' itu karena sudah memegang adanya laporan mengenai pemerasan yang dilakukan oknum dokter.

"Kenapa saya bilang begitu, karena saya temukan banyak oknum dokter juga. Waktu di Askes katakanlah benang jahit dari Askes tidak bisa kering, jadi si orang miskin harus bayar lagi Rp 400.000 untuk bisa kering. Apa-apaan ini," ujar Ahok.

3. Oknum RS Tolak Pasien Miskin, Kami Kejar!

Ahok meminta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta tidak menolak pasien miskin. Biaya pasien kelas III ditanggung APBD DKI Jakarta.

"Saya sempat nantang dokter-dokter di RSUD. Saya bilang sederhana saja, rumah sakit tidak perlu bayar, kan bisa hidup karena APBD saya. Kelas III saja Anda urus, paksa RS swasta lakukan ini. Di kelas I dan kelas II silakan cari untung," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat berbicara tentang Kartu Jakarta Sehat di depan para dokter di RSUP Husada, Jl Raya Mangga Besar, Jakarta Pusat, Selasa (19/2/2013).

Ahok menegaskan, jika pihak RS masih saja mencari untung kepada pasien yang menginap di ruang kelas III, maka dia akan meminta petugas pajak dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengaudit keuangan dokter dan rumah sakit tersebut.

"Kalau kelas III Anda masih peras uang rakyat, saya sudah kerjasama sama orang Pajak. Dokter paling takut sama orang Pajak. Kalau kami ditagih terlalu mahal dan rumah sakit tidak bisa buktikan, kami akan kejar Anda, kerjasama PPATK. Jadi tahu persis transaksi Anda. Saya akan tagih pajak Anda. Saya hanya minta Anda bayar. Saya tahu mobil, listrik, rumah yang Anda bayar. Kalau nggak mau kerjasama dengan kami menolong orang miskin, kami akan kejar Anda!" tegas Ahok.

Ahok menjelaskan, sikap ini dilakukannya agar seluruh rakyat mempunyai jaminan kesehatan yang sejajar dengan negara lain. Maka untuk mewujudkan itu, sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, dia harus memulainya dari Jakarta.

"Kita mulai dari Jakarta. Dengan Jakarta Baru, kita percaya akan ada Indonesia Baru," katanya.

4. RS Tolak Pasien Emergency, Izin Tak Diperpanjang!

Ahok mengingatkan seluruh rumah sakit di Jakarta agar bersedia menerima pasien darurat (emergency) dari warga kurang mampu. Jika tidak, Pemprov DKI akan memberi sanksi rumah sakit bersangkutan.

"Pemda salah satunya mungkin tidak memperpanjang izinnya (rumah sakit tersebut-red)," ujar Ahok di sela-sela rapat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (21/12/2012).

Dalam rapat yang membahas tentang sosialisasi dan biaya Kartu Jakarta Sehat (KJS) tersebut, salah seorang direktur sebuah rumah sakit mempertanyakan soal standar emergency yang dapat ditangani rumah sakit. Karena menurutnya, seringkali terjadi warga yang sebenarnya cukup berobat ke puskesmas, namun meminta pelayanan emergency ke rumah sakit.

Menanggapi hal itu, Ahok mengatakan soal standar emergency menjadi kewenangan Kemenkes, bukan Pemprov. "Kalau emergency, mereka (warga-red) punya jaminan sekarang. Anda (RS-red) jangan melanggar sumpah Anda. Kalau emergency kan Pemda yang menanggung, tidak ada alasan lagi (menolak pasien emergency-red)," tutur Ahok.

Namun demikian, Ahok juga mengimbau agar warga juga mengupayakan pengobatan ke puskesmas dahulu sebelum rumah sakit.

"Semua ke puskesmas (tidak langsung ke RS), kecuali dia emergency," ujar Ahok.

Kalau langsung ke RS bagaimana?

"Tolak. Semua pintu masuk di Puskesmas, kecuali emergency atau ada perintah dari dokter ada rawat jalan. Sakit jantung misalnya," ucap Ahok.
Halaman 2 dari 5
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads