Aksi damai menyalakan lilin ini diikuti oleh sekitar 20 orang baik orang dewasa maupun anak-anak. Mereka memegang spanduk panjang bertuliskan "Solidaritas dan duka cita rakyat Indonesia, untuk hugo Chaves dan rakyat venezuela, Presiden Pro rakyat anti kapitalisme".
"Kami turut berduka untuk sosok hebat seperti Hugo Chaves. Wafatnya Hugo menimbulkan duka yang mendalam bagi seluruh rakyat miskin di seluruh dunia yang mencari jalan pembebasan dari sistem politik ekonomi kapitalis," ujar Koordinator Aksi, Sultoni di Bundaran HI, Rabu (6/3/2013) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemimpin kita sepatutnya mencontoh perjuangan Chaves yang melakukan nasionalisasi dan anti kapitalisme. Kita baru saja kehilangan orang yang menjadi teladan untuk rakyatnya," sambung Sultoni.
Dalam catatan mereka, Chaves berhasil membangun sekitar 11.500 pusat kesehatan. Di bidang pendidikan, Chaves menelorkan moto "kebersamaan, mengetahui dan mengerjakan". Sekolah-sekolah didirikannya di mana-mana hingga ke pemukiman terpencil dan tempat suku-suku asli di Pegunungan Chaves. Sekolah untuk masyarakat primitif bahkan digratiskan.
Aksi tersebut akhirnya membubarkan diri setelah sekitar 1 jam. Puluhan polisi berseragam maupun tidak terlihat memantau aksi damai ini dari kejauhan.
(Ari/fdn)