Ahok menceritakan kisah hidupnya tersebut saat didaulat jadi salah satu pembicara dalam acara sarasehan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia di kantor PB IDI, Jl Sam Ratulangi No 24, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2013). Acara ini dihadiri para dokter dan praktisi kesehatan.
Awalnya, mantan bupati Belitung Timur ini menjelaskan soal pentingnya program Kartu Jakarta Sehat (KJS) bagi masyarakat kecil. Namun dia menyayangkan bila program itu dianggap membuat rumah sakit atau dokter bangkrut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu Ahok pun bercerita, dia pernah kuliah kedokteran. Namun tak bisa berlama-lama karena tak tahan.
"Saya kuliah di kedokteran dulu seminggu, terus kabur," cerita Ahok sambil disambut tawa hadirin.
"Seminggu cukuplah. Saya terlalu koboi nggak cocoklah jadi begini," sambungnya.
Politikus Gerindra ini juga menceritakan pengalamannya saat berhubungan dengan dokter rumah sakit. Menurut dia, dokter-dokter itu selalu dalam kondisi finansial yang baik.
"Waktu saya belajar jualan mobil, penawaran mobil paling bagus ke siapa? Ke RS, ke dokter-dokter. Dia bisa cicil. Mau jual apartemen ke siapa? Ke dokter. Karena banyak dokter-dokter yang punya apartemen," jelasnya.
Karena itu, Ahok berharap para dokter tak mencari untung saja. Apalagi kepada para pasien kelas 3. "Kalau Bapak mencuri dari kelas 3, saya sikat Bapak-bapak," tegasnya.
Terakhir, Ahok juga cerita soal pengalaman sewaktu ayahnya sakit. Dia sempat bingung hendak memasukkan sang ayah ke ruangan mana. Kondisi keluarga Ahok saat itu sedang bangkrut. Namun demi penghormatan terakhir, Ahok akhirnya memaksakan diri berutang supaya bisa merawat ayah di ruang VIP.
"Kita ngutang sama perusahan. Karena kita ada hari ini karena dia. Itu sah. Orang miskin mau VIP itu sah," cerita Ahok.
(mad/nrl)