Korsel Bertekad Akan Membalas Jika Diprovokasi Korut

Korsel Bertekad Akan Membalas Jika Diprovokasi Korut

- detikNews
Rabu, 06 Mar 2013 16:45 WIB
Ilustrasi
Seoul - Korea Selatan (Korsel) bertekad akan membalas setiap aksi provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut). Pernyataan ini dilontarkan setelah Korut mengancam akan mencabut kesepakatan gencatan senjata yang ditetapkan sejak tahun 1953, saat Perang Korea berakhir.

"Jika Korut melakukan langkah-langkah provokatif yang bisa mengancam kehidupan dan keselamatan rakyat Korsel, maka militer kami akan melakukan aksi balasan yang lebih kuat dan lebih tegas," ujar Jenderal Militer Korsel, Kim Yong-hyun seperti dilansir AFP, Rabu (6/3/2013).

Pernyataan Kim ini menanggapi pengumuman Korut pada Selasa (5/3), yang menyatakan hendak mencabut kesepakatan gencatan senjata antar kedua pihak sejak berpuluh-puluh tahun silam. Tindakan ini, menurut Korut, sebagai respons atas pengetatan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut pasca uji coba nuklir bulan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan pencabutan kesepakatan tersebut, maka Korut akan bebas melakukan serangan ke wilayah Korsel. Pernyataan Korut ini disertai dengan klaim bahwa negara komunis ini memiliki rudal yang lebih kecil dan lebih ringan sehingga lebih akurat menjangkau target yang ditentukan.

Dalam pernyataannya kepada media di Seoul, Jenderal Kim menegaskan soal aksi balasan terhadap Korut tersebut. Menurut Jenderal yang juga Komandan Operasi Gabungan Militer Korsel ini, aksi balasan ini tidak hanya ditargetkan pada wilayah yang menjadi asal serangan, namun juga ke kantor pemimpin Korut, Kim Jong-un.

Sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953 silam, kedua negara tetap bersitegang meskipun ada kesepakatan gencatan senjata. Hanya kesepakatan gencatan senjata ini yang menjadi penghalang kedua negara untuk saling menyerang secara langsung. Ketegangan kedua negara di Semenanjung Korea ini hanya ditunjukkan melalui adu argumen atau pernyataan keras.

Uji coba nuklir yang beberapa kali dilakukan Korut semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Hingga akhirnya Korut naik pitam akibat pengetatan sanksi oleh Dewan Keamanan PBB.

Korut pun semakin agresif terhadap negara-negara yang menentangnya, terutama terhadap Korsel yang berbatasan langsung dengannya. Menanggapi agresivitas Korut, pihak Korsel pun bersiap melakukan langkah terburuk yakni dengan mengerahkan militernya jika Korut benar-benar melakukan ancaman yang selama ini dilontarkannya.

Bahkan bulan lalu, Korsel dengan sengaja mengundang sejumlah media dan merilis video yang menunjukkan rudal terbaru miliknya. Rudal ini diklaim mampu melakukan serangan secara akurat dan mampu menjangkau wilayah manapun di Korut, termasuk kantor Kim Jong-un.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads