Perwakilan Pemprov dan rombongan Komite Olahraga Indonesia (KOI) akhirnya bisa masuk setelah salah satu pintu dibuka oleh staf perusahaan, Senin (4/3/2013). Mereka melihat-lihat kondisi stadion. Di luar stadion, spanduk protes dari subkontraktor sudah dicopot. Namun di dalam, spanduk-spanduk serupa masih terpasang.
Saat dikonfirmasi mengenai penyegelan, Kepala Inspektorat Pemprov Riau Syamsurizal mengatakan, sebetulnya Pemprov memiliki dana. Namun pencairannya hanya bisa dilakukan jika ada payung hukum. Saat ini, Pemprov menunggu hal itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Ketua Harian PON ini mengakui Pemprov memiliki utang baik untuk pembangunan areal stadion maupun 'interior' stadion. "Pasti akan kami lunasi," katanya.
Rombongan pejabat Pemprov datang ke stadion untuk mengantarkan Ketua KOI Rita Subowo. KOI mengecek kondisi stadion untuk memastikan penyelenggaran Islamic Solidarity Games (ISG) yang digelar Juni mendatang, bisa terlaksana.
Penyegelan stadion dan pencopotan spanduk memakan korban. Seorang anggota Satpol PP terjatuh saat mencopot spanduk bertuliskan 'Kami tidak mengizinkan PT PP-Adhi-Wika memakai fasilitas aset milik kami lagi sebelum barang-barang milik kami dibayar tunai, bukan janji palsu' di dekat pintu gerbang. Ia terkapar dan menjerit kesakitan.
Subkontraktor mengaku belum dibayar. Perusahaan pemegang kontrak tak sanggup membayar karena dana pemerintah miliaran rupiah belum cair. Pembayaran menjadi masalah pelik karena pembangunan stadion itu terkait kasus suap PON yang diungkap KPK. Sejumlah anggota DPRD, kalangan swasta, dan Gubernur Riau Rusli Zainal, jadi tersangka.
(try/nrl)