"Biar saya pemulung saya masih punya harga diri, nggak mau meminta belas kasih seseorang. Karena saya yakin mimpi dibareng usaha dan doa akan jadi kenyataan," ujar Wahyudin saat berbincang-bincang dengan detikcom di rumah orang tuanya, Kampung Kalimangis, Gang Lame, Jatikarya, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (01/3/2013).
Menurutnya pemulung bukanlah pekerjaan hina. Dia ingin menunjukkan bahwa pemulung bisa berpendidikan tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Ani, tetangga Wahyudin yang mengenalkannya pada pekerjaan pemulung, saat ditemui secara terpisah menceritakan meski menjadi pemulung, jangan pernah menadahkan tangan.
"Seumur-umur saya mulung, saya pantang untuk meminta uang atau makanan. Saya memulung sampah berharap rezeki halal," kata Ani.
Ia mengaku kaget begitu mengetahui Wahyudin bisa kuliah. Menurutnya mungkin sudah jalan rezeki Wahyudin bisa sekolah hingga perguruan tinggi seperti ini.
"Udah jalan rezeki dia, saya cuma bisa pesan ke Wahyudin supaya tidak lupa diri dan tetap ingat sama Gusti Allah," pesannya.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini