Acara peresmian berlangsung cukup meriah. Ribuan tamu undangan, terutama anggota Legiun Veteran RI, hadir. Keluarga Soeharto diwakili putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Titik Hediati Hariyadi. Hadir pula adik kandung Soeharto, Probosutedjo serta keluarga besar Kemusuk serta Bupati Bantul Hj Suryawidati Idham Samawi.
Rumah yang kini menjadi monumen tetenger itu dulunya dihuni oleh almarhum Noto Sudiro dan keluarga lain, yakni Atmo Sudiro dan (alm) Ny Sukirah. Luasnya sekitar 1.000 meter persegi. Satu pendapa berada di tengah dan dua bangunan kayu jati berlantai keramik berada di sisi barat dan utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam museum terdapat berbagai dokumentasi foto Soeharto dari masa ke masa hingga akhir hayatnya. Selain itu terdapat silsilah keluarga HM Soeharto.
Mbak Tutut menyatakan berterimakasih atas berdirinya monumen tetenger ayah. Soeharto banyak meninggalkan kenangan di Dusun Kemusuk tempat kelahirannya serta keluarga besarnya tinggal hingga saat ini.
"Kami hanya bisa mengucapkan terimakasih yang tak terhingga. Bagi kami, bapak banyak memberikan pesan-pesan luhur kepada bangsa ini. Beliau tetap menjadi orang yang bersahaja selama hidupnya," katanya.
Sejumlah tamu undangan saling berbincang dan menyatakan patung yang dibuat oleh Suhartono, tidak terlalu mirip aslinya. "Dua patung yang berdiri wajahnya tidak mirip. Hanya patung yang setengah badan dengan posisi Pak Harto melakukan hormat yang agak mirip," ungkap salah satu tamu undangan, Santosa.
Soeharto lahir di Kemusuk, 8 Juni 1921. Presiden RI kedua ini wafat pada 27 Januari 2008 dan dimakamkan di Astana Giri Bangun, Matesih, Karanganyar, Jateng.
(bgs/try)